Sabtu, 30 Mei 2009

30 Mei


Yang Terpuji Ishak , Pendiri Monasteri Damaltian di Konstantinopel

Janasuci Ishak hidup semasa abad ke empat, dan menerima tahbisan monastik dan dengan tekun melaksanakan hidup asketik di padang gurun. Selama pemerintahan kaisar Valens (364-378), pengikut taat dari bidat Arianisme disana enganiaya umat Orthodox dan banyak gereja yang ditutup dan dihancurkan.

Mendengar bahwa ada penganiayaan, Js. Ishak meninggalkan belantara dan pergi ke Konstantinopel untuk menghibur dan menguatkan umat Orthodox dan untuk menentang bidat itu. Pada saat itu bangsa barbar Goth sedang memerangi kekaisaran di sepanjang Sungai Danube. Mereka mengepung Trakhe dan sedang menuju Konstantinopel.

Saat sang kaisar Valens meninggalkan ibukota dengan para pasukannya, Js. Ishak berseru, Kaisar, lepaskanlah gereja-gereja Orthodox dan Tuhan Allah akan menolongmu!" Namun sang kaisar, tidak mempedulikan kata-kata sang rahib, dengan percaya diri melanjutkan perjalanannya. Sang Janasuci mengulangi permintaannya dan nubuatannya selama tiga kali. Sang kaisar yang murka memerintahkan Js. Ishak agar dilemparkan kedalam jurang yang dalam, yang dipenuhi dengan semak duri dan lumpur, yang sangat mustahil baginya untuk melarikan diri.

Dengan pertolongan Tuhan, Js. Ishak tetap hidup dan dia bersegera mendapati kaisar dan berkata, "Engkau ingin meremukkanku, namun tiga orang malaikat menarikku dari lumpur yang dalam. Dengarkanlah aku, bukalah gereja-gereja bagi umat Orthodox dan engkau akan menaklukan musuhmu. Jikalau tidak, maka engkau tidak akan pernah kembali. Engkau akan ditawan dan dibakar hidup-hidup." Sang kaisar tercengang akan keberanian sang janasuci dan memerintahkan pengawalnya Saturninus dan Viktor untuk melemparkan ia ke penjara smapai dia kembali.

Nubuatan Js. Ishaak lantas terpenuhi. Bangsa Goth mengalahkan dan mengejar tentara Yunani. Sang kaisar dan jendral-jendral Arianisnya melarikan diri di lumbung yang penuh dengan jerami dan penyerbu membakarnya. Setelah mendapat kabar akan kematian kaisar, mereka membebaskan Js. Ishaak dan menghormatinya sebagai seorang nabi.

Lalu Kaisar kudus Theodosius Agung (379-395) naik takhta. Atas anjuran Saturninus dan Viktor, dia memanggil sang Penatua, memperlakulkannya dengan penuh hormat. Menaati anjurannya, dia melarang bidat Arian dari Konstantinopel dan memulihkan gereja-gereja kepada umat Orthodox. Js. Ishak lalu kembali ke padang pasir, namun Saturninus dan Viktor memohonnya untuk tidak meninggalkan kota dan agar tetap tinggal dan melindunginya dengan doa-doannya.

Saturninus membangun monasteri bagi sang janasuci di Konstantinopel, tempat para rahib berkumpul di sekelilingnya. Js. Ishak adalah Igumen dari monasteri itu dan Pembimbing rohani. Dia juga merwat orang-orang biasa dan menolong orang yang miskin dan menderita.

Ketika ia mencapai usia lanjut, Js. Ishak mengangkat Js. Damaltus (3 Agustus) sebagai Igumen. Monasterti itu lalu disebut dengan Damaltus. Js. Ishak wafat pada tahun 383, dan peringatannya juga dirayakan tanggal 22 Maret.

Jumat, 29 Mei 2009

29 Mei


Martir Theodosia dari Tirus

Suatu waktu pada masa pemerintahan Kaisar Maksimianus, banyak orang Kristen yang diikat berdiri di depan wali negeri di Kaesarea Palestina. Sang perawan Theodosia mendekati, menghibur dan menguatkan mereka di dalam kemartiran mereka. Begitu mendengarkan apa yang dia katakan, para tentara juga membawanya kepada sang hakim. Hakim yang murka memerintahkan agar sebuah batu digantungkan di lehernya dan melemparkannya ke dalam lautan. Namun malaikat Tuhan membawanya ke pantai dengan selamat. Ketika dia tampil kembali di hadapan sang hakim, hakim itu memerintahkan agar dia dipenggal. Malam berikutnya, Theodosia menampakkan diri kepada orangtuanya dengan diliputi cahaya sorgawi, dikelilingi oleh para perawan yang telah diselamatkan dan berkata: "Apakah engkau melihat betapa agung kemuliaan dan rahmat dari Kristusku yang ingin engkau renggut dariku?" Dia berkata hal itu kepada orangtuanya karena mereka pernah mencoba untuk membujuknya untuk tidak mengakui Kristus dan dari kemartiran. Theodosia menderita dengan terpuji dan dimuliakan pada tahun 308 M.

Kamis, 28 Mei 2009

28 Mei


Janasuci Nekitas

Janasuci Niketas, Episkop dari Kalsedon, hidup pada pertengahan akhir abad yang ke delapan. Oleh karena hidupnya yang menyenangkan Tuhan dia ditahbiskan menjadi Episkop di Kalsedon.

Ciri khas janasuci Niketas adalah kemurahan hatinya, dia selalu menolong orang miskin, menyediakan tumpangan bagi orang asing, dia merawat anak-anak yatim dan janda-janda dan dia mendoakan mereka yang telah berlaku salah.

Selama masa pemerintahan Leo orang Aremenia yang ikonoklast (penghancur ikon), Js. Niketas dengan gagah berani menentang bidat Ikonoklasme dan menyerukan kepada umat untuk menghormati ikon kudus Kristus, Theotokos dan para janasuci. Js. Niketas menanggung dengan sabar segala penganiayaan dari kaisar keji itu dan pengikutnya yang sepakat. Dia dihadapkan pada penganiayaan dan di buang ke pengucilan.

Sang pengaku iman Niketas yang kudus wafat pada awal abad ke sembilan. Dari reliknya terjadi banyak mujizat. ibadah Kanon, yang ditulis oleh imam Yosef dari Konstantinopel juga mengikutsertakan saudara Js. Niketas, Js. Ignatius diantara para janasuci.

Rabu, 27 Mei 2009

27 Mei

Martir Kudus THEODORA dan DIDIMUS

Selama masa pemerintahan keji oleh Kaisar Maximilian hiduplah di Aleksandria seorang perawan Theodora, keturunan bangsawan dan anak yang mulai. Sebagai seorang Kristen dia dibawa kedalam ujian di hadapan para pagan. Setelah masa panjang dari penganiayaan terhadap orang Kristen, pangeran sang penganiaya memerintahakan agar dia di bawa ke tempat yang tekenal menyeramkan dan mengijinkan para tentara untuk masuk dan menghampirinya untuk memenuhi keinginan daging mereka.

Janasuci Theodora berdoa tak henti kepada Tuhan dari pencemaran dan sementara dia berdoa, seorang tentara bernama Didimus datang padanya dan mengatakan bahwa dia juga adalah seorang hamba Kristus. Lalu ia mengenakan pakaian militer dalam penyamaran. Lalu dia mempersilakannya untuk meninggalkan tempat itu dan dia (Didimus) tetap tinggal di rumah buangan itu. Lalu dia ditangkap dan di bawa ke dalam pengujian, mengakui bahwa dia adalah seorang Kristen dan bahwa ia telah menyelamatkan Theodora dan bahwa ia bersedia untuk mati bagi Kristus.

Didimus dihukum mati dengan cara di bawa ke panggung hukuman mati. Theodora berlari ke arahnya dan berseru: "Meskipun engkau menyelamatkan kehormatanku, Aku tidak memintamu untuk menyelamatkanku dari kematian. Perkenankanlah aku untuk mati sebagai martir."

Js. Didimus berkata kepadanya: "Saudariku yang terkasih, janganlah menghalangiku untuk mati bagi Kristus dan keduanya dipenggal dan tubuh mereka dibakar. Mareka menderita dengan penuh hormat dan menerima mahkota kemuliaan kekal pada tahun 304 M di Aleksandria.

Senin, 25 Mei 2009

25 Mei


Hiromartir Terapon sang Episkop dari Siprus


Hiromartir Terapon, Episkop dari Siprus menghidupi hidup asketis dalam biara dan setelah itu ia melayani sebagai episkop di Pulau Siprus. Pada masa penganiayaan di bawah Diokletian (284-305), Js. Terapon mengaku imannya dalam nama Tuhan Yesus Kristus dengan gagah berani dan wafat dalam kematian kemartiran.


Relik dari hiromartir ini pertama-tama ditempatkan di Siprus dan dimuliakan oleh begitu banyak mujizat. Lalu, pada tahun 806, relik ini dikirimkan ke Konstantinopel. Relik ini dipindah karena bahaya dari upaya pengepungan para Sakaren. Begitu kapalnya berlayar ke Konstantinopel, mur wangi mulai mengalir dari relik itu dan para pelancong di dalam kapal itu diselamatkan secara ajaib dari badai melalui doa mereka dengan pertolongan Js. Terapon.


Setelah sampai di Konstantinopel, relik sang hiromartir ditempatkan di dalam gereja yang di bangun untuk hormat atas Ikon Bunda Tuhan dari Elousa atau "Yang Penuh Belas Kasih" (12 November).


Pada tahun 806 relik dipindah lagi ke dalam gereja yang dibangun untuk hormat atas Hiromartir Terapon, mur wangi mengalir dari relik itu dan terjadilah mujizat. Melalui doa Js. Terapon, mereka yang sakit parah disembuhkan dan yang sekarat dipulihkan.

Rabu, 20 Mei 2009

20 Mei


Martir Kudus Talelaius

Talelaius dilahirkan di Libanon. Ayahnya dipanggil Berusius dan ibunya bernama Romila. Talelaius saat itu ialah pemuda berusia 19 tahun, berwajah tampan, tinggi dan berambut pirang kemerah-kuningan. Dia berprofesi sebagai tabib. Dia menderita bagi Kristus selama masa pemerintahan Numerian. Ketika dia mengakui imannya dalam Kristus dengan gagah berani di dapan hakimnya yang keji, sang hakim memerintahkan kedua penganiaya, Aleksander dan Asterius untuk membor lututnya dengan bor, untuk mengikatkan tulang yang berlubang-lubang dan menggantungnya di pohon. Namun Tuhan melalui kuasa-Nya yang tak kasat mata mengambil penglihatan sang penganiaya. Di tempat Talelaius mereka melubangi papan dan menggantungnya dari sebuah pohon. Ketika penganiaya dari hakim itu melihatnya, mereka berpikir bahwa pelaksana eksekusi melakukannya dengan sengaja dan oleh karena itu mereka diperintahakan untuk dicambuk. Lalu Aleksander dan Asterius, ditengah hukuman cambuk, mereka berseru: Tuhan hidup bagi kami! dan mulai saat ini kami juga adalah orang Kristen. Kami percaya akan Kristus dan menderita bagi Dia.

Mendengar hal itu, hakim penganiaya memerintahkan mereka untuk dipenggal. Lalu ia mengambil bor untuk membor lutut Talelaius dengan tangannya sendiri tapin menjadi lumpuh dan dia memohon kepada Talelaius untuk menyembuhkannya, yang benar-benar dilakukan oleh sang martir Kristus tak bersalah itu melalui perantaraan doanya.

Lantas, Talelaius dilemparkan kedalam air namuan tetap hidup dihadapan penganiayanya (sebab Talelaius berdoa kepada Tuhan di dalam hati agar memperpanjang sengsaranya sehingga dia tidak wafat segera). Ketika dia dilemparkan kepada binatang buas, mereka menjilati kakinya dan takluk kepadanya. Akhirnya Talelaius dipenggal dan mengambil bagian dalam hidup kekal pada tahun 284 M.

Senin, 18 Mei 2009

18 Mei


Martir suci Peter(Petrus), Dionisius, Andreas, Paulus dan Kristina


Peturs, seorang muda yang rupawan; Dionisius, seorang yang amat hebat; Andreas dan Paulus, para tentara; dan Kristina, seorang gadis berusia 16 tahun, semua orang ini dengan gagah berani mengakui Kristus Tuhan dan bertahan akan penderitaan dan kematian demi nama-Nya. Nikomakus, yang bersama-sama mereka menyangkal Kristus di tengah-tengah penderitaannya dan, secara sekejap kehilangan kesadarannya, sebagai seorang yang gila, memukuli tubuhnya dan mengeluarkan busa dari mulutnya sampai ia meninggal. Hal ini terjadi pada tahun 250 M (Masa pemerintahan Kaisar Desius)

Minggu, 17 Mei 2009

17 Mei


Rasul Suci Andronikus

Andronikus adalah salah seorang dari Tujuh Puluh Rasul. Dia adalah saudara kandung dari Js. Paulus, sebagaimana Paulus menuliskan: "Salam bagi Andronikus dan Yunia, saudaraku dan teman sepenjara; mereka yang ternama diantara para Rasul dan mereka ada di dalam Kristus sebelum aku. (Roma 16:7)

Kamis, 14 Mei 2009

14 Mei


Yang Terpuji Isodorus sang Bodoh-Bagi-Kristus dan pembuat mujizat dari Rostov

Janasuci Isodorus Tverdislov ("Keteguhan Perkataan"), sang Bodoh bagi Kristus, sang pembuat mujizat dari Rostov. Dia dilahirkan di Jerman dari keluarga yang amat kaya. Dari mudanya, dia menghidupi hidup tak bercacat dan memiliki pengertian belas kasihan. Meninggaklkan rumah orangtuanya dan merindukan kerajaan Allah, Js. Isodorus membagi-bagikan kekayaanya kepada orang miskin. Dengan membawa barang-barang laksana pengambara dia mengunjungi kota-kota dan pulau.
Tidak diketahui secara pasti kapan dia menerima iman Orthodox yang kudus, namun dia dibesarkan dalam Katolikisme. Akhirnya, dia tiba di Rusia dan memutuskan untuk tinggal di Rostov. Di sini, Js. Isodorus dalam keadaan kotor dan bersalju, dan hujan dan kedinginan, dan bertahan terhadap ganasnya keadaan tinggal di dalam gubuk kayu yang sangat sederhana yang dia sendiri bangun. Dia memilih cara hidup yang aneh demi Kristus, yang Js. Paulus nyatakan dalam Suratnya (I Kor. 4:10-13).

Js. Isodorus menghabiskan seluruh waktunya untuk berdoa tanpa putus, tak membiarkan dirinya tidur atau beristirahat terlalu banyak."Dia berdiri dalam doa vigil malam dan kidung "untuk mempersembahkan tubuhnya" secara kekal kepada Allah."
Pada siang hari sang Janasuci mengelilingi kota dan bertingkah selaksana orang bodoh. "Seperti Ayub pada zaman kuno dalam kesabarannya," Yang terberkati Isodorus sementara masih hidup, selaksana malaikat di bumi dan manusia sorgawi:, "jiwa yang penuh belas kasiha, pikiran yang murni, hati yang berjaga-jaga dan iman yang tak tergoncangkan, dan kasih yang tulus tanpa kepura-puraan." Selama hidupnya ia memperoleh karunia untuk mengadakan mujizat.

Js. Isodorus meninggal tahun 1474. Mereka menyadari wafatnya baru ketika melewati gubuknya dan menciup aroma wangi yang sangat. Di tempat penguburannya di kota Rostov gereja Kenaikan Tuhan dibangun, tempat reliknya disemayamkan di lubang batu sebagai sumber mujizat sampai saat ini.




Selasa, 12 Mei 2009

12 Mei


Janasuci Epifanius, Episkop dari Siprus

Epifanius terlahir sebagai orang Yahudi dan, menyaksikan Iman akan Kristus. dibaptiskan dengan saudara perempuannya Kallitropi. Pada usia 26, dia ditahbiskan sebagai biarawan Js. Hilarion. Lalu beliau mendirikan monesteri yang berbeda ketika dia mulai terkenal di seluruh Palestina dan Mesir karena asketisme, kebijaksanaan rohani dan mujizatnya. Melarikan diri dari kemuliaan manusia, Epifanius menyingkir ke Mesir. Dalam perjalanan ia bertemu dengan Pafnutis yang agung yang menyatakan bahwa dia akan menjadi Episkop bagi pulau Siprus. Sesungguhnya hal itu terjadi, setelah beberapa tahun kemudian, oleh karena Penyediaan Allah yang Kudus, Epifanius tiba di Siprus tempat ia dipilih menjadi Episkop. Pada usia 60 tahun, dia menjadi Episkop bagi Salamis dan sedemikian rupa membimbing Gereja Tuhan selama 55 tahun. Dia hidup selama 115 tahun dan beristirahat dari hidupnya di bumi ini dan hidup kekal dalam kerajaan Kristus.
Sebelum wafat, dia menegur Konstantinopel melalui Kaisar Arkadius dan isterinya Eudoksia pada sebuah kumpulan episkop yang menghukum Js. Yohanes Krisostomos. Tiba di Konstantinopel, Epifanius segera pergi ke istana sang kaisar dan permaisuri yang telah menghalanginya sedemikian lama dan menyatakan bahwa beliau melawan Js. Yohanes Krisostomos. Para penduduk dan Krisostomos mendengar bahwa Epifanisu sepakat dengan kaisar melawan Krisostomos.
Itu mengapa Krisostomos menulis kepadanya sebuah surat, "Saudara Epifanius, saya dengar engkau telah menyarankan kepada kaisar agar saya dikucilkan; ketahuilah, bahwa engkau tidak akan melihat takhtamu lagi." Jawa Epifanius, " Ya Yohanes yang menderita, bertahanlah terhadap hasutan. Ketahuilah bahwa engkau tidak akan sampai ke tanah pembuanganmu."
Dan nubuatan kedua-duanya benar. Tidak setuju dengan sang kaisar yang hendak mengucilkan Js. Yohanes Krisostomos, Epifanius secara diam-diam berlayar ke Siprus, namun beliau meninggal di perahu. Sang Kaisar melarang Yohanes Krisostomos dan membuangnya ke Armenia. Namun, sang janasuci wafat dalam perjalanan. Js. Epifanius beristirahat pada tahun 403 M. Diantara banyak karya Js. Epifanius, yang paling terkenal adalah "Papan Obat"Medicine Chest [Panarium] yang didalamnya tercatat 80 aliran sesat dan pembelaan terhadapnya.

Senin, 11 Mei 2009

11 Mei


Hieromartir Mosius sang Presbiter dari Amfipolis di Makedonia


Janasuci Mosius adalah presbiter di Makedonia di kota Amfipolis. Selama masa penganiayaan terhadap orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus (284-305), Js. Mosius menegur para pagan yang berkumpul untuk perayaan pagan bagi Dionius (Bakus), untuk meninggalkan kemeriahan dan kebiasaan cemar yang menyertai festival itu. Dia mendesak mereka agar bertobat dan berpaling kepada Tuhan Yesus Kristus, dan disucikan melalui Baptisan Suci.

Sang Janasuci dicobai dihadapan gubernur Laodikia. Ketika diancam dengan siksaan, dia menjawab, "Kematianku bagi Kristus adalah pencapaian agung bagiku." Js. Mosius dikenakan siksaan, yang dia tanggung dengan ketabahan yang menakjubkan dan tidak berhenti untuk menentang penyembah berhala.
Di bawa ke kuil berhala Dionisius, sang janasuci merobohkan berhala itu ketika dia memanggil nama Yesus Kristus. Setelah dia ditempatkan di perapian yang menyala-nyala, dia tidak terluka sama sekali namun apinya menyambar sang gubernur.
Lagi sang kepala pasukan menimpakan siksaan keji kepada Js. Mosius, yang dia tanggung dengan pertolongan Tuhan. Dia diberikan kepada binatang buas agar dimangsa, namun binatang itu tidak menyentuhnya. Singa-singa itu berbaring dikakinya. Para penonton yang melihat mujizat itu, mendesak agar dia dibebaskan. Sang gubernur memrintahkan agar janasuci dikirim ke kota Perintus dan dari sana ke Byzantium, tempat Js. Mosius dihukum mati.
Sebelum kematiannya, dia mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memberikan kekuatan untuk bertahan sampai akhir. Inilah kata-kata terakhirnya, Tuhan terimalah rohku dalam damai." Lalu dia dipenggal. Js. Mosius wafat tahun 295. Lalu Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja untuk menghormati Hieromartir Mosius dan mengirim reliknya kedalamnya.

Janasuci Sirilius dan Metodius, Rasul bagi bangsa Slavik


Peringatan pendirian Konstantinopel

Jumat, 08 Mei 2009

08 Mei


Yohanes sang Rasul dan Penulis Injil

Gereja merayakan peringatan Janasuci Yohanes pada hari ini sebagai peziarahan tahunan ke makamnya. Ketika Js. Yohanes berusia legih dari 100 tahun, dia memanggil tujuh muridnya dan pergi ke suatu tempat di luar kota Efesus. Di sana dia meminta mereka menggali kubur dalam bentuk salib. Lalu dia menyongsong kubur itu dan meminta murid-muridnya menimbuninya dengan tanah. Kemudian, kubur itu dibuka dan tubuh sang janasuci tidak ada. Setiap tahun pada tanggal 8 Mei, debu berwarna merah muncul dari makamnya yang orang-orang percaya kumpulkan untuk kesmbuhan mereka dari sakit penyakit. Perayaan Js. Yohanes yang utama tanggal 26 September.

Kamis, 07 Mei 2009

7 Mei


Para Bapa Agung dari Georgia


Pada abad ke enam dan 200 tahun setelah Js. Nina mengabarkan Kabar Baik di Georgia, Theotokos yang Kudus menampakkan diri kepada Yohanes, asketis dari Antiokhia dan memerintahkan dia untuk memilih dua belas muridnya untuk pergi ke Georgia dan meneguhkan iman Orthodoxia. Lalu dia melaksanakannya. Begitu tiba di Georgia, keduabelas misionaris ini diterima secara diam-diam oleh pangeran negeri itu dan Katholikos Eulalius dan segera bekerja dengan gigih. Orang-orang mengerumuni mereka dan mereka menguatkan mereka di dalam Iman dengan kebijaksanaan yang agung dan banyak mujizat. Ketua dari misonari yang mencintai Allah ini adalah Js. Yohannes Zedazneli dan nama yang lain adalah Abidus, Antonius, Daud (David), Zeno, Taddeus, Isai, Isderius, Yusuf, Mikael, Pirrus, Stefanus dan Shio. Dengan kegigihan rasuliah mereka menyatakan Iman akan Kristus di Georgia, mendirikan banyak monasteri dan mewariskan banyak murid setelah mereka. Sehingga mereka dipermuliakan di sorga dan kuasa di bumi.

Rabu, 06 Mei 2009

06 May


Ayub yang sabar menderita dan Saleh




Ayub yang saleh (yang namanya berarti "teraniaya"), hamba Allah yang setia yang dengan agung menggambarkan gambaran kesalehan. Anak dari Zara dan Boshora (Ayub 42), Ayub adalah generasi kelima dari Abraham. Dia adalah orang yang benar, saleh, sabar dan taat yang menjauhkan diri dari pelanggaran. Ayub sangatlah kaya dan diberkati oleh Allah dengan harta benda, tak seorangpun sepertinya di negeri Ausis (antara Idumea dan Arabia). Bagaimanapun kerendahan hatinya yang kudus diuji.


Ayub kehilangan anak-anaknya, kemuliaannya dan kepunyaanya, pengharapannya sekali waktu. Tubuhnya terluka parah dengan banyak koreng yang menyelimutinya. Namun, ia tetap setia dan sabar dengan kemalangannya selma tujuh tahu, selalu bersyukur kepada Allah.


Kemudian, Allah memulihkan kekayaannya semula dan dia memiliki dua kali lipat dari yang sediakala. Ayub hidup selama 170 tahun setelah kesengsaraannya, menggenapkan hidupnya pada tahun 1350 SM pada usia 240. Beberapa ahli mengatakan bahwa penderitaan Ayub hanya berlangsung selama setahun, dan setelah itu ia hidup selama 140 tahun, mencapai usia 210 tahun.

Penjelasan Ayub merupakan tulisan yang paling putis dalam kitab PL yang menyandang namanya. Ini juga merupakan bagian yang paling mendidik di dalam Kitab Suci. Ayub mengajarkan pada kita bahwa kita mesti bertahan dalam kesulitan hidup dengan sabar dan dengan kepercayaan dalam Tuhan. Sebagaimana Js. Antonius Agung (17 Januari) mengatakan bahwa tanpa ada pencobaan, mustahil bagi orang setia diselamatkan.

Gereja Orthodox membaca kitab Ayub, kitab pertama diantara 7 kitab kebijaksanaan dalam PL, selama Minggu Kudus, menarik keparalelan antara Ayub dan Kristus sebagai orang benar yang menderita bukan karena kesalahan mereka. Allah mengizinkan Iblis untuk menyerang Ayub supaya kesetiaannya terbukti. Kristus, satu-satunya yang Tanpa Dosa, menderita dengan rela untuk dosa kita. Bacaan dari Septuaginta dari Ayub 42:7 mengatakan bahwa Ayub "akan bangkit lagi dengan mereka yang dibangkitkan Allah." Perikop ini dibacakan pada Jumat Agung dan Kudus, saat Injil pada Vesper membicarakan mengenai kubur yang terbuka pada waktu Juruselamat wafat di Salib, dan tubuh orng-orang kudus dibangkitkan dan mereka menampakkan diri kepada orang banyak setelah Kebangkitan Kristus.

Selasa, 05 Mei 2009

05 Mei

Martir Agung Irene of Tesalonika

Martir Agung Irene dilahirkan dikota Magedon di Persia semasa abad ke empat. Dia adalah puteri raja pagan Linisius, dan orangtuanya yang menamainya Penelope.

Penelope sangatlah cantik, dan ayahnya menjaganya di tempat tersembunyi di atas sebuah menara dari umur enam tahun sehingga dia tidak tepengaruh Kekristenan. Dia juga mempekerjakan 13 pelayan wanita di menara itu bersamanya. Gurunya yang sangat tua bernama Apellian ditugaskan untuk memberikan pendidikan yang terbaik. Apelian adalah seorang Kristen dan selama pengajarannya dia menceritakan Kristus sang Juruselamat kepada anak itu dan mengajarinya iman dan kesalehan Kristen.

Senin, 04 Mei 2009

04 Mei


Martir Perawan Pelagia dari Tarsus, di Asia Kecil






Janasuci Pelagia dari Tarsus di Kilikia (Asia Kecil Tenggara) hidup pada abad ketiga, selama pemerintahan Kaisar Diokletian (284-305), dan merupakan anak pagan yang ternama. Ketika dia mendengar tentang Yesus Kristus dari teman-teman Kristennya, dia percaya pada Dia dan ingin mempertahankan keperawanannya, mempersembahkan segenap hidupnya bagi Tuhan.






Pewaris tahta Diokletian (anak angkatnya), melihat Pelagia terpesona oleh kecantikannya dan menginginkannya untuk menjadi isterinya. Sang perawan suci memberitahukan kepada orang muda itu bahwa dia telah memutuskan untuk menjadi mempelai Kristus sang Mempelai Pria Kekal, dan menolak pernikahan duniawi.






Jawaban Pelagia membuat sang muda marah besar namun dia memutuskan untuk meninggalkannya dalam damai untuk sementara, berharap dia akan berubah pikiran. Pada saat yang bersamaan, Pelagia meyakinkan ibunya agar mengizinkannya untuk mengunjungi perawat yang telah merawatnya pada masa kanak-kanaknya. Dia diam-diam ingin berjumpa dengan episkop Linus dari Tarsus, yang telah melarikan diri ke gunung selama penganiayaan terhadap orang Kristen, dan agar dibaptiskan olehnya. Dia telah melihat wajah Episkop Linus di dalam sebuah mimpi, yang membawa kesan mendalam atasnya. Episkop suci memintanya agar dapat dibaptiskan. Js. Pelagia berkendara dengan kereta untuk mengunjungi perawatnya dengan pakaian yang indah dan dikelilingi oleh pengawal sebagaimana yang diinginkan ibunya.






Dalam perjalanan Js. Pelagia oleh rahmat Allah, berjumpa dengan Episkop Linus. Pelagia segera mengenali Episkop yang telah nampak padanya dalam mimpi. Dia tersungkur dan memohonkan Pembaptisan. Atas doa sang Episkop sebuah sumber mata air mengalir dari tanah.






Episkop Linus membuat Tanda Salib atas Js. Pelagia, dan selama Misteria Pembaptisan, para malaikat menampakkan diri dan menyelubungi sang pilihan Allah dengan tudung yang terang benderang. Setelah memberi sang perawan Komuni Suci, Episkop Linus menaikkan doa syukur kepada Allah bersama dengan dia, lalu mengirim dia kembali. Dia lalu mengganti gaunnya yang mahal dengan pakaian putih sederhana, dan mebagi-bagikan yang dia miliki kepada orang miskin. Begitu kembali kepada para pelayannya, Js. Pelagia mengabarkan Kristus kepada mereka dan bayak dari mereka yang bertobat dan menjadi percaya.






Dia mencoba mempertobatkan ibunya sendiri, namun wanita yang keras kepala itu malah mengabarkan kepada anak Diokletian bahwa Pelagia adalah orang Kristen dan tidak ingin menjadi isterinya. Sang muda menyadari bahwa Pelagia sudah hilang baginya dan dia bunuh diri dengan pedangnya karena patah hati. Ibu dari Pelagia takut akan amarah Diokletian, sehingga dia mengikat puterinya dan menyeretnya ke peradilan Diokletian sebagai orang Kristen yang juga bertanggungjawab atas kematian putera mahkota. Sang kaisar terpesona oleh kecantikan yang tidak biasa dari sang perawan dan mencoba untuk mengalihkan imannya kepada Kristus, dan menjanjikannya segala kelimpahan duniawi jika ia mau menjadi isterinya.






Sang perawan suci menolak tawaran sang kaisar dengan berani dan berkata, "Engkau kehilangan akal sehat, ya Kaisar, berkata demikian kepadaku. Saya tidak akan melakukan keinginanmu dan saya tak sudi akan pernikahanmu yang cemar, sebab aku memiliki Kristus, Raja Sorga sebagai Pengantin Priaku. Saya tidak ingin mahkota duniawimu yang bertahan hanya sebentar saja. Tuhan yang ada di Kerajaan sorgawi telah menyiapkan tiga mahkota kekal bagiku. Pertama untuk iman, sebab aku percaya kepada Allah yang benar dengan sepenuh hati; kedua untuk kemurnian, sebab aku telah mempersembahkan keperawananku bagi-Nya; ketiga untuk kemartiran, sebab aku ingin menerima setiap penderitaan demi Dia dan menyerahkan jiwaku karena cintaku kepada Dia.






Diokletian memutuskan untuk membakar Pelagia di dalam perapian yang membara. Tanpa mengizinkan para penganiaya menyentuh tubuhnya, sang martir suci membuat Tanda Salib dan masuk kedalam perapian menganga dan tubuhnya meleleh seperti minyak mur dan memnuhi kota dengan keharuman. Tulang Js. Pelagia tidak terluka sedikitpun dan ditempatkan oleh para pagan di luar kota. Empat singa dari belantara duduk mengitari tulang itu dan tak mengizinkan burung atau binatang liar mendekat. Singa-singa itu menjaga relik sang janasuci hingga Episkop Linus datang ke tempat itu. Dia mengumpulkan tulang itu dan menguburkannya dengan penuh hormat. lalu, sebuah gereja dibangun di atas relik sucinya.




Ibadah peringatan akan Martir Perwan Suci Pelagia dari Tarsus menyatakan bahwa dia " dilayakan untuk menerima pengliahatan yang paling kudus dan tidak biasa." Dia juga dikenang pada 7 Oktober. Selama masa pemerintahan Kaisar Konstantinus (306-337), saat pengaiayaan terhadap orang Kristen dihentikan, sebuah gereja di bangun atas kuburan Js. Pelagia.







Sabtu, 02 Mei 2009

02 Mei


Janasuci Athanasius Agung the Patriarkh dari Aleksandria


Janasuci Athanasius Agung, Arkhbisop dari Aleksandria, adalah Bapa agung dalam gereja dan pilar orthodoxia. Dia lahir sekitar tahun 297 di Kota Aleksandria dalam keluarga Kristen yang saleh. Dia menerima pendidikan umum dengan baik, namun ia juga menerima lebih baik lagi dari Kitab Suci. Pada masa kanak-kanak, calon hirarkh Athanasius dikenal oleh Patriarkh Aleksander, dari Aleksandria (29 Mei). Sekelompok anak, termasuk Athanasius bermaindi tepi pantai. Anak-anak Kristen memutuskan untuk membaptiskan teman main pagan mereka.


Athanasius muda yang dijuluki Episkop oleh anak-anak yang lain mengadakan pembaptisan, menirukan persis kata-kata yang ia dengarkan dari gereja selama Sakramen. Patriarkh Aleksander mengamati hal ini dari jendela. Lantas ia menyuruh anak-anak dan orang tua mereka dibawa kepadanya. Dia bercakap-cakap dengan mereka dalam beberapa waktu dan meyakinkan bahwa Pembaptisan yang dilakukan anak-anak itu seturut dengan Tradisi Gereja. Dia mengakui Pembaptisan dan mengesahkannya dengan Krisma. Mulai saat itu, sang Patriarkh mengupayakan pembimbingan rohani bagi Athanasius dan saat tiba waktunya dia membawanya ke pelayanan, mula-mula sebagai Pembaca dan kemudian mentahbiskannya menjadi Diaken.


Sebagai diaken inilah, Js. Athanasius mendampingi Patriarkh Aleksander dalam Konsili Pertama di Nikea pada tahun 325. Dalam Konsili, Js. Athanasius menentang bidah dari Arius. Pidatonya disetujui oleh para Bapa Gereja Orthodox, namun para Arian mereka yang baik terbuka maupun diam-diam membenci Athanasius dan menganiayanya hingga akhir hidupnya.


Setelah meninggalnya Patriarkh kudus Aleksander, Js. Athanasius begitu saja terpilih menjadi Gembala bagi Aleksandria. Dia menolak karena menganggap dirinya tidak layak, namun karena keteguhan hati umat Orthodox yang sepakat, dia ditahbiskan menjadi Episkop saat berusia 28 tahun, dan dikukuhkan sebagai Arkhpastor dari Gereja Aleksandria. Js. Athanasius membimbing jemaat selama 47 tahun dan selama waktu itu, dia bertahan atasa penganiayaan dan duka dari para musuh. Beberapa kali dia diusir dari Aleksandria dan menyembunyikan diri dari pengikut Arian di tempat tersembunyi, sebab mereka mencoba membunuhnya. Js. Athanasius menghabiskan lebih dari 20 tahun di pembuangan, kembali kepada umat dan kemudian dilarang lagi.


Sempat ada waktu ketika dialah satu-satunya Episkop Orthodox di wilayah itu, seketika seluruh episkop jatuh ke dalam bidah. Dalam konsili-konsili palsu para episkop Arian dia dihentikan menjadi Episkop. Terlepas dari berbagai penganiayaan, sang janasuci terus teguh membela kemurnian iman Orthodox dan dia menulis banyak sekali surat dan traktat melawan bidah Arian.


Ketika Yuliam si Murtad (361-363) memulai penganiayaan terhadap orang Kristen, amarahnya jatuh kepada Athanasius yang dia pertimbangkan menajdi pilar Orthodoxia. Yulian ingin menghabisi sang janasuci dalam rangka menghantan umat Kriten dengan kedukaan besar, namun dia membinasakan dirinya sendiri. Terluka fatal dengan panah saat pertempuran, dia meratap dalam putus asa, "engkau telah menang, ya Orang Galilea!" Setelah Yulian meninggal, Js. Atanasius membimbing Gereja Aleksandria selama tujuh tahun dan dia wafat tahun 373 pada usia 76.


Berbagai karya Js. Athanasius telah (masih) dipelihara; empat orasi menentang bidah Arian; juga sebuah Epistel kepada Epiktetus, episkop dari Gereja Korintus, mengenai natur ilahi dan manusia dalam Yesus Kristus, empat Epistel (surat) kepada Serapion, Episkop dari Tmuis, tentang Roh Kudus dan Kesetaraannya dengan Bapa dan Anak, yang ditujukan menentang bidah Makedonius.


Karya Apologetika yang lain dalam membela iman Orthodoxia juga terpelihara yakni Surat kepada Kaisar Konstantinus. Js. Athanasius menulis tafsiran akan Kitab Suci dan buku-buku moral dan karekter didaktik juga biografi dari Js. Antonius Agung (17 Januari) yang sangat dekat dengan Js. Athanasius. Js. Yohanes Krisostomos menyarankan kepada setiap orang Kristen Orthodox untuk membaca kisah kehidupannya.


Peringatan akan Js. Athanasius dirayakan juga pada 18 Januari dengan js. Sirilius dari Aleksandria.

Jumat, 01 Mei 2009

01 Mei


Nabi Yeremia


Nabi Kudus Yeremia, satu dari empat nabi besar Perjanjian Lama, adalah anak dari imam Hilkia dari kota Anatot dekat Yerusalem, dan ia hidup 600 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus, dibawah pemerintahan raja Israel Yosia dan empat penggantinya. Dia dipanggil untuk pelayanan kenabian pada usia 15 tahun, ketika Allah menyatakan kepadanya bahkan sebelum kelahirannya Tuhan sudah memilihnya menjadi nabi. Yeremia menolak, berdalil akan kemudaannya dan kekurang-pandaiannya dalam berbicara namun Allah berjanji akan selalu menyertainya dan menjagainya.

Dia menyentuh lidah orang yang dipilih-Nya itu dan berkata, "Ketahuilah, Aku telah menaruh firman-Ku di dalam mulutmu. Aku telah memilihmu hari ini atas bangsa-bangsa dan kerajaa-kerajaan untuk mencabut dan menumbangkan untuk merobohkan dan membangun kembali dan menanam (Yer. 1:9-10). Sejak saat itu, Yeremia bernubuat selama 23 tahun, memperigatkan orang Yahudi karena mereka meninggalkan Allah sejati dan menyembah berhala, memprediksi kesedihan dan perang yang membumi-hanguskan. Dia berdiri di gerbang kota dan di pintu masuk Bait Allah, dimana saja tempat orang-orang berkumpul, dan dia menegur mereka dengan kecaman dan sering dengan air mata. Umat, bagaimanapun menghina dan mengolok-olok dia dan bahkan mencoba untuk membunuhnya.
Menggambarkana bagi orang Yahudi akan beratnya perbudakan oleh raja Babilonia, Yeremia memasang kayu pada lehernya dan lalu kuk besi dan dia pergi ke tengah-tengah khalayak. Murka karena prediksi dari sang nabi, penatua orang-orang Yahudi melemparkan Nabi Yeremia ke dalam sumur yang penuh binatang kecil yang mengerikan dimana dia hampir wafat. Melalui pertolongan bangsawan yang takut akan Allah Habdemelek, sang nabi diangkat dari sumur itu namun dia tetap bernubuat dan kerna ini dia dikirim ke penjara. Dibawah kekuasaan Raja Zedekia, nubuatannya dipenuhi.
Nebukadnezar datang dan menyembelih banyak orang, membawa sisa umat ke pengasingan dan Yerusalem dikepug dan dihancurkan. Nebukadnezar membebaskan sang nabi da mengizinkannya untuk tinggal di mana saja yang dia iginkan. Sang nabi tetap tiggal di antara puing-puinng Yerusalem dan meratapi kemalangan bangsanya. Menurut Tradisi, Nabi Yeremia mengambil Tabut Perjanjian dengan Loh batu dan Taurat dan menyembunyikannnya dalam gua di Gunug Nabat (Nebo), sehingga orang Yahudi tidak menemukannya (2 Mak 2). Selanjutnya, Tabut perjanjian itu diketemukan namun telah berkurang kemuliaannya.
Diantara orang Yahudi yang tetap tinggal di egeri nenek moyangnya, segera ada kerusuhan: Hodolia, raja muda dari Nebukadnesar dibunuh. Orang Yahudi takut terhadap amarah dari Babilonia, memutuskan untuk lari ke Mesir. Nabi Yeremia tidak setuju dengan keinginan mereka dan memprediksikan bahwa ketakutan mereka akan terjadi di Mesir. Orang-orang itu tidak megindahkannya dan tetap pergi ke Mesir bersama tentara, mereka pergi ke Mesir dan tiggal di kota Tatnisy. Di sana, sang nabi hidup selama empat tahun dan dihormati oleh orang-orang Mesir karena doanya dia membunuh buaya dan binatang membayakan mereka. Ketika Yeremia menubuatka bahwa Raja Babilonia juga akan menyerang Mesir dan menghabisi orang Yahudi yang hidup di sana, orang-orang Yahudi membunuhnya. Pada tahun yang sama, nubuatan sang nabi terpenuhi. Ada sebuah tradisi bahwa 250 tahun kemudian, Iskandar Agug memindahkan relik Nabi Suci Yeremia ke Aleksandria.
Nabi Yeremia menulis Kitab Nubuatannya dan Kitab Ratapan tentang penghancuran Yerusalem dan Pembuangan. Waktu kehidupannya dan nubutannya dijelaskan dalam 4/2 Raja-raja (Ps. 23-25) dan II Tawarikh (36:12) dan di 2 Makabe (Ps. 2).
Dalam injil Matius dikatakan bahwa pengkhianatan Yudas sudah dinubuatkan oleh Nabi Yeremia, "dan mereka megambil 30 syikal perak, harga yang anak-anak Israel telah tetapkan dan ia memberi mereka tanah penjunan, sebagaimaa Tuhan memberitahukannya padaku"(Mt. 27:9-10). Mungkin maksudnya Yeremia 32:6-15.
Bahkan setelah kematiannya, Nabi Yeremia masih melakukan kejadian ajaib. Debu dari kuburannya dipercaya dapat menyembuhkan gigitan ular. Banyak orang Kristen memohon pertolongannya degan tujuan ini.