Jumat, 26 Juni 2009

Janasuci Daud


Janasuci Daud lahir di Tesalonika. Mulanya beliau menghidupi hidup asketik di pinggiran Tesalonika di sebuah gubuk yang beliau bangun di atas sebuah pohon almon. Kemudian beliau melanjutkan hidup asketiknya di Thessaly. Beliau memurnikan dirinya dengan berpuasa, doa dan wijil semalaman yang memperlayakkannya untuk menerima rahmat agung dari Allah. Ketika beliau mengambil bara di tangannya dan mendupai sang Kaisar dengan tanpa luka-luka di tangannya. Melihat hal itu, sang Kaisar bertelut dihadapannya. Beliau membuat ketakjuban bagi banyak orang dengan berbagai mujizat. Beliau wafat dengan damai dan mengambil bagian di dalam keterberkatan kekal pada tahun 540 M.





Selasa, 16 Juni 2009

16 Juni


JANASUCI TIKHON, EPISKOP BAGI AMATHUS

Janasuci Tikhon adalah dikaruniai untuk membuat mujizat. Setelah wafatnya Mnemonius yang Terberkati, dia segera diangkat menjadi episkop dan ditahbiskan oleh Epifanius yang ternama bagi Diosis Amathus. Kemurniannya dan kegigihannya akan iman Orthodoxia membuatnya pantas untuk jabatan ini. Pada waktu itu ada banyak pagan di daerah Siprus. Dengan kegigihan rasuliah Js. Tikhon membawa begitu banyak orang yang tidak percaya menjadi percaya. Dalam hal itu dia sangatlah berhasil. Setelah jerih payahnya di ladang anggur Tuhan, Tikhon megambil tempat di dalam kekekalan sekitar tahun 425 M. Dia dijuluki sang pekerja mujizat sebab begitu banyak mujizat yang ada melaluinya selama beliau hidup. Ayah Tikhon adalah pembuat roti. Ketika ayahnya meninggalkannya sendiri menjaga toko, dia membagi-bagikan rotinya kepada orang-orang miskin secara cuma-cuma. Suatu kali ayahnya memarahinya karena ini. Tikhon berdoa kepada Allah dan lumbung mereka kemudian penuh dengan gandum sampai penuh dan tidak dapat ditutup. Pada waktu yang lain, beliau menannam tangkai anggur yang sudah layu dan pada waktunya anggur itu berbuah amat lebat!

Jumat, 12 Juni 2009

12 Juni


Janasuci (Yohannes) Tornike dari Gunung Athos

Tornike Eristavi (sebuah gelar Georgian yang secara harafiah berarti "kepala pasukan". Seorang eristavi adalah kepala atau pemimpin dari sebuah provinsi dan pilar bagi kerajaan Georgia. Selama suatu masa dalam sejarah Georgia, gelar ini adalah gelar turun temurun. Gelar ini setara dengan gelar Duke di Eropa, selanjutnya beliau disebut Yohanes dari Gn. Athos) adalah pemimpin pasukan Georgia yang ternama oleh karena kemenangannya dalam sebuah perang dan perkenanan dari Raja Daud Kuropalates. Akhirnya beliau meninggalkan kemuliaan duniawinya dan memulai mencari bapa rohaninya, Js. Yohanes di Gunung Olimpus. Disana beliau menyadari bahwa Js. Yohanes sudah pindah ke Gn. Athos, sehingga beliau menuju ke sana dan tinggal dengannya di sebuah biara yang dikepalai oleh Js. Athanasius sang Athonan. Beliau dinobatkan menjadi rahib dan diberi nama baru, Yohannes.

Lalu banyak orang Georgia menjadi haus akan kehidupan Asketis dan tiba untuk berjuang di Gunung Suci. Untuk melayani komunitas muda tersebut, Js. Yuhanes membangun sebuah gereja menghormati Js. Yohanes Sang Teolog dan mendirikan sel disekitarnya. Dengan demikian, komunitas Georgia mula-mula di Gn. Athos didirikan.

Pada masa itu, Bardas Sklerus, kepala pasukan dari Asia Kecil, memimpin pemberontakan melawan Basilus dan Constantinus, kasiar-kaisar muda Byzantin. Theophania sang janda permaisuri mengharapkan bantuan dari Georgia, meminta agar Yohanes Tornike berangkat ke negeri kelahirannya, memberitahukan kepayahan di Byzantium dan mendatangkan pasukan Georgia untuk penolong. Setelah saudara yang lain juga memohon kepadanya, beliau menerima berkat dari Js. Athanasius dan kembali ke Georgia dan menyampaikan surat Theophania kepada Raja Daud Kuropalates. Sang raja dengan amat gembira akan usulan perwira kebanggaannya dan akhirnya dengan pertolongan Allah, dengan bimbingan dari Yohanes Tornike, dua belas ribu tentara Georgia berhasil menaklukan pasukan Bardas Sklerus dan mengusir pengkhianat dari Byzantium (s. 979).

Setelah kemenangan ini, Yohanes Tornike kembali segera ke Gn. Athos. Para saudara menjumpainya dengan gembira dan bersyukur kepada Allah karena telah mengembalikannya dengan selamat ke monasteri.

Js. Yohanes-Tornike ialah teladan yang agung untuk kerendahan hati. Dia menyangkal kehendaknya sendiri secara penuh dan tidak akan melakukan apapun tanpa berkat dari bapa rohaninya. "Saya mempercayakan diri dan kehendak saya kepadamu. Selamtkanlah aku seturut kehendakmu! demikaian ujarnya kepada Js. Yohanes.

Para saudara di monesteri itu sering bertanya kepada Yohanes Tornike untuk mengingatkannya akan keagungannya secara militer. Suatu kali Js. Yohanes diminta untuk menceritakan ingatannya kepada Bapa Gabriel, seorang yang tidak pernah mengatakan hal-hal yang sia-sia. Js. Yohanes Tornike setuju dan setelah beliau mengisahkan kejayaannya kepada sang Orang Tua, dia berhenti berbicara seketika. Beliau menghabiskan sisa hidupnya di dalam ketenangan, kesunyian dan wafat dengan damai.

Selasa, 09 Juni 2009

09 Juni


Janasuci Siril [Kiril] sang Arkepiskop dari Aleksandria

Kiril lahir dari keluarga bangsawan dan saudara dekat dengan Teofilus, Patriarkh dari Aleksandria, yang setelah wafatnya beliaulah yang ditahbiskan sebagai pengganti Patriarkh. Selama masa hidupnya, dia mengahadapi bidat Novatian, bidat Nestor dan orang Yahudi di Aleksandria. Pengikut Novatian dahulu bersal dari Roma dan diberi nama sesuai presbiter dan pemimbin bidat tersebut. Mereka berbangga atas perbuatan mereka, berkeliling dengan jubah putih, melarang pernikahan setelah menjanda, percaya bahwa doa tidak boleh diucapkan oleh mereka yang berdosa fatal, dan tidak boleh untuk diterima kembali di dalam gereja, yakni mereka yang terjatuh dan ingin kembali ke gereja meski dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.
Kiril menentang mereka dan meminta mereka meninggalkan Aleksandria beserta episkop mereka. Pergumulan dengan orang Yahudi juga lebih keras dan berpayah. Sebab sejak Aleksander Agung membangun kota itu, umat Yahudi sejak awal menjadi sangat kuat di Aleksandria. Kebencian mereka kepada orang Kristen sangatlah manyeramkan. Mereka membunuh para pengajar Kristen, dengan cara meracuni dan menyalibkan mereka. Setelah pergumulan yang panjang dan menyusahkan, Kiril berhasil bersama-sama Kaisar Theodosius Muda mengantar orang Yahudi ke luar kota Aleksandria.

Bagaimanapun pergumulannya terhadap Nestor, Patriarkh dari Konstantinopel diselesaikan pada Konsili Ekumenis Ketiga [Efesus 431 M]. Kiril memimpin musaywarah itu dan secara bersamaan mewakili Selestinus sang Paus dari Roma atas permintaannya yang tidak bisa hadir ke Konsili karena usia tua. Nestorius dihukum, dikucilkan dan dihukum oleh Kaisar untuk pergi ke perbatasan timur kekaisaran tempat ia meninggal (ulat memakan lidahnya sebab ia menghujat sang Theotokos sebagai Kristostokos). Setelah menyelesaikan pergumulannya, Kiril hidup dalam damai dan dengan setia melindungi umat milik Kristus. Dia wafat pada tahun 444 M.

Sabtu, 06 Juni 2009

6 Juni


Hiromartir Dorotheus, sang Episkop bagi Tirus

Hiromartir Dorotheus adalah episkop bagi kota Fenisian Tirus, selama masa penganiayaan terhadap gereja dibawah kaisar Diokletian (284-305). Setelah mendengarkan sabda Injil (Mat. 10:23), sang janasuci pergi dari Tirus dan menyembunyikan diri dari para penganiaya. Beliau kembali ke Tirus selama masa kekuasaan Js. Konstantinus Agung (306-337, 21 Mei), menempati takhta keepiskopan lagi dan membimbing selama lebih dari lima belas thaun dan mempertobatkan banyak pagan ke dalam Kekristenan. Ketika kaisar Yulian sang Murtad (361-363) memulai penganiayaan terhadap orang Kristen, Js. Dorotheus sudah berusia 100 tahun. Dia mengungsi dari kota Mizean bernama Udum (masa kini kota Varna di Bulgaria). Para utusan kaisar menangkapnya di sana karena penolakannya untuk menyembah berhala. Mereka mulai menganiaya Orangtua yang kudus itu, dan dibawah siksaan itu dia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan (s. 362) pada usia 107 tahun.
Beberapa yakin bahwa Js. Doroteus menulis karya kompilasi "Sinopsis", sebuah kumpulan perkataan hikmat, dan mencakup hidup para nabi dan rasul kudus.

Kamis, 04 Juni 2009

04 Juni

Janasuci Metrofanes, Patriarkh pertama bagi Konstantinopel

Ayahnya adalah Dometius, adik dari Kaisar Romawi Probus, yang lari dari kota Roma sebagai seorang kristen dan tiba di Bizantium. Titus, sang episkop Bizantin, mentahbiskannya menjadi imam (presbiter). Setelah wafatnya Titus, Dometius menjadi episkop bagi Bizantium. Setelah wafatnya Dometius, anak laki-lakinya yang pertama Probus menjadi penerus tahta keepiskopan dan setelah wafatnya Probus, Metrofanes menempati takhta keepiskopan itu. Ketika Kaisar Konstantinus melihat Metrofanes, dia menyayanginya seperti ayahnya sendiri. Pada Konsili Ekomenis Pertama [325 M], Metrofanes sudah mencapai usia 117 tahun dan tidak dapat menghadiri dalam karya Konsili itu, jadi beliau menunjuk Aleksander yang adalah Koriepiskopusnya sebagai wakil. Sang kaisar, oleh karena pengaruh dari Konsili ini memberinya gelar Patriarkh. Dengan demikian beliau adalah Patriarkh pertama bagi Konstantinopel. Lalu, sang kaisar mengunjungi arkipastor yang sedang terbaring lemah dan lanjut usia itu. Saat sang kaisar menanyakan siapa yang dia inginkan untuk meneruskan takhta kepatriakhan, Metrofanes menyebutkan nama Aleksander. Berikut ini yang dia katakan kepada Aleksander dari Aleksandria: " Ya saudaraku, engkau akan tetap menjadi penggantiku yang paling layak." Dia meraih tangan Arkdiaken Athanasius (yang kemudian adalah Athanasius Agung dan Patriarkh dari Aleksandria) dan beliau memujinya dihadapan semua. Setelag nubuatan tentang penggantinya ini, Metrofanes memohon pengampunan dari semua dan dalam sepuluh hari dia menyerahkan nyawanya ke dalam tangan Tuhan pada tahun 325 M.

Rabu, 03 Juni 2009

03 Juni


Hiromartir Lucianus sang Episkop bagi Beauvais di Perancis

Hiromartir Lucianus hidup di Roma dan nama pagannya dahulu ialah Lucius. Dia dipertobatkan ke dalam Kekristenan oleh Rasul Petrus dan dibaptiskan. Setelah wafatnya Js. Petrus, Js. Lucianus mengabarkan Injil di Italia. Js. Dionisius sang Aeropagis (3 Oktober), seorang murid dari Js. Paulus tiba di Roma pada waktu itu. Atas permintaan Js. Klement, Papa dari Roma (25 November), dia setuju untuk mengabarkan injil di Barat dan mengumpulkan rekan dan penolong untuk tugas ini.

Js. Klemens mentahbiskan Js. Lucianus sebagai Episkop, lalu mengirimkan dia bersama-sama dengan Js Dionisius, Js. Marselinus dan Saturninus, Presbiter Maximianus dan Diaken Yulian.

Para pekabar injil itu menyebrang dari Italia sampai dengan Gaul (di dunia modern Perancis). Js. Marsellinus dan yang menyertainya melanjutkan hingga Spanyol. Js. Saturninus pergi ke Gaul dan Js. Dionisius dan yang lainnya pergi ke daerah Paris. Dari sana Js. Lucianus pergi ke Belgium bersama Maximian dan Yulian.

Pewartaan Js. Lucianus sangatlah berhasil. Dengan kuasa perkataannya dan teladan hidupnya, dia mempertobatkan banyak pagan ke dalam Kekristenan. Js. Lucianus adalah seorang asketik yang taat, dan sepanjang hari dia hanya memakan sekerat roti dan air minum. Dia amat baik kepada mereka yang telah menjadi percaya, memiliki wajah yang senantiasa cerah dan berseri-seri. Dengan segera hampir seluruh penduduk Belgium dibawa kepada Kristus.

Selama masa ini, kaisar Romawi Dometian (81-96) memulai penganiayaan kedua terhadap umat Kristen (setelah Nero, 54-68), dan dia mengeluarkan sebuah edikta yang memaparkan penganiayaan dan pembunuhan bagi siapa saja yang menolak penyembahan terhadap allah pagan.

Tiga serdadu dikirimkan ke Belgium untuk menyampaikan edikta itu. Tuhan menyatakan itu kepada Js. Lucianus tentang siksaan yang sedang menantinya. Dia mengumpulkan umat di sana bersama-sama, menasihati mereka agar tidak takut ancaman, aniaya ataupun kematian, dan mereka mengucapkan syukur kepada Allah oleh karena telah mengaruniakan kesempatan untuk bergabung bersama para martir kudus. Setelah berdoa, Js. Lucianus dan sang imam Maximian dan Diaken Yulian pergi ke puncak bukit, tempat ia meneruskan pengajaran kepada mereka yang datang menemuinya.
Di sinilah para tentara dari kaisar datang ke tempat para janasuci dan membawa mereka ke pengadilan.Js. Maximian dan Yulian dipaksa untuk menyangkal Kristus dan mempersembahkan persembahan kepada berhala-berhala, namun mereka berdua menolak dan dipenggal.

Sang hakim mulai memeriksa Js. Lucianus, menuduhnya sebagai yang melakukan perdukunan dan ketidaktaatan kepada kaisar dan Senat. Sang janasuci menjawab bahwa dia bukanah penyihir namuan adalah hamba dari Allah yang benar, Tuhan Yesus Kristus, dan dia menolak untuk memberikan persembahan kepada berhala yang dibuat dengan tangan.

Sang Janasuci dikenakan pukulan yang mengerikan yang ditengah-tengahnya dia menjawab, "Aku tida akan pernah berhenti memuji Kristus, Anak Allah, di dalam hatiku dan di dalam mulutku." Lalu sang martir kudus itu dipenggal. Sinar sorgawi emancar dari tubuhnya dan Suara Sang Juruselamat terdengar, memanggil sang janasuci yang menderita dengan gagah berani ke dalam Kerajaan sorga dan menerima mahkota martir. Dengan kekuatan dari Allah sang martir berdiri, mengambil kepalanya yang putung dan menyebrang melewati sungai. Setelah mencapai tempat penguburan yang dia pilih, dia berbaring ditanah dan beristirahat dalam damai.

Karena mujizat agung ini, sekitar 500 pagan bertobat kepada Kristus. Lalu sebuah gereja didirikan diatas makam Js. Lucianus dan relik martir Maximian dan Yulian dikirim ke sana.

Selasa, 02 Juni 2009

02 Juni


Martir Yohanes yang Baru dari Sochi yang menderita di Belgrade


Martir Agung Yohannes dari Sochi hidup pada abad ke empat belas di kota Trebizond. Dia adalah niagawan, sangat taat dan teguh di dalam iman Orthodoxianya dan sangat baik kepada orang miskin.


Suatu kali, dia sedang berlayar di sebuah perahu ketika sedang mengadakan perdagangan. Sang kapten yang bukan Orthodox, namun terlibat di dalam perbincangan tentang Iman dengan Js. Yohanes. Setelah kewalahan dengan kata-kata sang Janasuci, sang kapten memutuskan untuk menyalahinya ketika mereka sampai di Belgrade. Selama ia masih tinggal di pelabuhan di Belgrade, sang kapten pergi kepada wali kota yang menyembah api dan mengatakan bahwa di dalam perahunya ada seorang yang terpelajar ingin menjadi penyembah api.

Sang walikota mengajaknya untuk bergabung dengan para penyembah api dan menyangkal imannya kepada Kristus.


Sang Janasuci berdoa secara diam-diam dan meminta petolongan dari Dia Yang berkata, "Ketika mereka menangkap engkau dan menyeretmu, janganlah kuatir akan apa yang akan engkau katakan, akan apa yang engkau sampaikan; namun apapun yang diberikan kepadamu untuk engkau katakan, ketakanlah hal itu, sebab bukanlah kamu yang mengatakannya, namunRoh Kudus." (Markus 13:11). Dan Than memberikannya keberanian dan pengertian untuk mengahadapi orang-orang yang tidak saleh itu dan mengaku dengan teguh bahwa dia adalah orang Kristen. Setelah itu, sang janasuci dipukuli dengan parah dengan gada sampai seluruh tubuhnya memar, dan dagingnya tercabik-cabik. Sang martir kudus bersyukur kepada Allah sebab telah menemukannya layak untuk menumpahkan darah bagi Dia dan dengan demikian membersihkan dosa-dosanya.

Lalu mereka membelenggu mereka dengan rantai dan menyeretnya ke penjara. Pada pagi hari sang walikota memerintahkan agar sang janasuci dihadapkan kepadanya lagi. Sang martir datang kepadanya dengan wajah yang cerah dan penuh kegembiraan. Sang martir yang gagah berani menolak untk menyangkkal Kristus, mengatakan sang gubernur sebagai alat Satan. Lalu mereka memukulinya dengan gada sehingga organnya nampak dari dalam tubuh.
Orang banyak yang berkumpul di situ tidak dapat tahan menyaksikan kejadian yang mengerikan ini dan mereka mulai berteriak kepada sang gubernur sebab mereka telah menyiksa orang yang tak berdaya. Sang gubernur lalu menghentikan pemukulan dan memerintahkan untuk mengikat Martir Agung pada ekor kuda liar dan menyeretnya melewati jalan-jalan di kota. Penduduk kuartal Yahudi mencemooh sang martir dan melemparinya dengan batu. Akhirnya sesorang mengambil sebilah pedang dan memenggal kepalanya.
Tubuh janasuci Yohanes dan kepalanya ditinggalkan sampai petang hari, dan tak seorang Kristenpun berani mengmbilnya. Pada malam hari, sebuah piral terang benderang nampak di atasnya dan lampu-lampu yang menyala-nyala. Tiga pria yang membawa lampu menyanyikan Mazmur dan mendupai tubuh sang janasuci. Salah satu dari orang Yahudi itu berpikir bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang hendak mengambil jenazah sang martir, mengambil busur panah dan mencoba untuk membidikkan anak panah ke arahnya, namun dikekang oleh kuasa Allah yang tidak nampak dan menjadi kaku.
Pada pagib harinya penglihatan itu sirna, namun sang pemanah itu tetap berdiri tanpa gerak. Setelah menceritakan kepada kerumunan orang yang datang ke sana mengenai penglihatan dan apa yang telah dilakukan kepadanya atas perintah Allah, dia dibebaskan dari ikatan tak nampak mata. Setelah mempelajari kejadian itu, sang walikota memberikan izin untuk menguburkan jenazah sang martir di gereja setempat. Hal ini terjadi antara tahun 1330 dan 1340. Ada beberapa pertanyaan mengenai tahun wafat sang martir. Janasuci Nikodemus dari Gunung Suci memberikan tahun 1642 sementara yang lain mengatakan 1492.
Sang kapten yang telah mengkhianati Js. Yohanes bertobat dari perbuatannya, dan memutuskan secara diam-diam untuk mengantarkan reliknya ke kampung halamannya, namun sang janasuci menampakkan diri di dalam mimpi kepada imam di gereja dan mencegah hal ini. Setelah tujuh puluh tahun reliknya dikirim ke Sochi, ibukota dari provinsi Moldo-Valachian dan di tempatkan di gereja Katedral.