Minggu, 23 Agustus 2009

23 Agustus


Martir Lupus sang pelayan dari Js. Demetrius dari Tesalonika


Martir Lupus hidup pada akhir abad ke tiga dan awal abad ke empat, yang juga adalah hamba setia dari Martir Agung Kudus Demetrius dari Tesalonika (26 Oktober). menghadiri kematian tuannya, dia membasuh pakaiannya sendiri dengan darah tuannya dan mengambil cincin dari tangannya. Dengan pakaian ini dan cincin serta nama Martir kudus Demitrius, Js. Lupus mengerjakan banyak mujizat di Tesalonika. Beliau menghancurkan kuil-kuil berhala yang menyebabkan dia dianiaya oleh para pagan, namun dia dilindungi hingga tidak terluka dengan kuasa Tuhan. Js. Lupus dengan sukarela menyerahkan dirinya sendiri kepada para penyiksa dan atas perintah kaisar Maximian Galerius, dia dipenggal dengan pedang.

Rabu, 19 Agustus 2009

19 August


Martir Andreas sang kepala pasukan di Kilikia


Martir Andreas sang kepala pasukan di Roma selama masa pemerintahan kaisar maksimian (284-305). Mereka menyayanginya di kalangan tentara Romawi karena keberaniannya, ketangguhannya dan keadilannya. ketika pasukan Persia menginvasi wilayah Syria, gubernur Antiokhus mempercayakan Js. Andreas dengan perintah kepada tentara Rowawi, memberikan dia gelar Strattelat (Jenderal). Js. Andreas memilih detasemen kecil dari tentara dan menyisiri rintangan itu.


Tentaranya waktu itu adalah para pagan dan Js. Andreas belum dibaptis, namun dia percaya kepada Yesus Kristus. Sebelum konflik itu dimulai dia meyakinkan para tentaranya bahwa berhala pagan adalah iblis dan tidak bisa menolong mereka di dalam perang. Dia menyerukan kepada mereka tentang Yesus Kristus, sang Tuhan yang Mahakuasa atas sorga dan bumi yang menolong semua orang yang percaya kepada-Nya.


Para prajurit berangkat ke medan perang, meminta pertolongan Sang Juruselamat. Detasemen kecil itu berpacu ke sejumlah wilayah Persia. Js. Andreas pulang dengan kemenangan yang gemilang dan sempurna. namun seseorang yang iri hati mengkhianatinya dan menyangkalnya di hadapan gubernur Antiokhus bahwa dia adalah seorang Kristen yang telah mempertobatkan para pasukan yang ada di bawahnya kepada imannya.


Js. Andreas dihadapkan pada ujian, dan di sana dia menyatakan imannya kepada Kristus. Karena hal ini mereka menyiksanya. Dia membaringkan diri di atas tembaga yang panas, namun segera menyaksikan pertolongan Tuhan dan dipan itu menjadi dingin. Mereka menyalibkan para tentara itu pada kayu, namun tak seorangpun yang menyangkal Kristus. Dikunci di dalam penjara, Antikhus melaporkan berbagai tuduhan itu kepada sang kaisar yang akhirnya tak mampu menjatuhkan hukuman kepada sang pahlawan. Sang kaisar mengetahui bagaimana para tentara menyayangi Js. Andreas dan takut akan adanya pemberontakan, dia memberi perintah untuk membebaskan para martir itu. Walau demikian, dia sembunyi-sembunyi menganiaya mereka dengan berpura-pura.


Jumat, 07 Agustus 2009

07 Juli


Martir Dometius dari Persia

Janasuci Dometius hidup di Persia semasa abad ke empat. Pada masa mudanya dia ditobatkan menjadi Kristen oleh seorang Kristen bernama Uaros. Setelah menginggalkan Persia, beliau bergerak ke kota Nisibis (di Mesopotamia), dimana beliau dibaptiskan di dalam salah satu monasteri, dan menerima tahbisan monastik.

Melarikan diri dari maksud jahat dari beberapa biarawa, Js. Dometius pindah ke monasteri Js. Sergius dan Bakhus di kota Theodosiopolis. Monasteri itu di bawah asuhan seorang arkhimandrit bernama Urbelos, seorang asketik yang taat, yang konon kabarnya selama 60 tahun beliau tidak merasakan masakan, ataupun beliau berbaring tidur, namun beristirahat dengan cara berdiri, menyangga tubuhnya dengan sebatang tongkat.

Di dalam monasteri ini, Js. Dometius ditahbis menjadi diakon, namun ketika sang arkhimandrit memutuskan untuk mentahbiskannya menjadi seorang imam, sang janasuci merasa tidak layak sehingga beliau menyembunyikan diri di pegunungan yang sunti di Siria, di daerah Khirus.

Kisah akan hidupnya menyebar luas di antara para penduduk. Mereka mulai mengunjunginya untuk kesembuhan dan pertolongan. Banyak para pagan dibawa kepada Kristus melalui Dometius. Suatu kali, pejabat berselisih dengan para muridnya, maka kaisar Yulian sang Murtad (361-363 M) tiba, menyuarakan kampanyenya melawan Persia. Atas perintah kaisar, para tentara menemukan Js. Dometius sembhayang bersama para muridnya di dalam sebuah gua dan mereka dikubur hidup-hidup di dalamnya.

Kamis, 16 Juli 2009

16 Juli


Martir Wanita Julia (Yulia) dari Karthago

Sang martir wanita(perawan) Yulia dilahirkan di Karthago di dalam sebuah keluarga Kristen. Saat dia masih gadis belia dia ditangkap oleh orang Persia. Mereka membawanya ke Persia dan menjualnya sebagai budak. Namun dia setia memenuhi ajaran Kristiani, Js. Yulia menaati tuannya dengan setia. Dia menjaga kesuciannya dan banyak berpuasa serta berdoa kepada Allah. Tidak ada yang dapat dilakukan tuannya untuk merayunya ke dalam penyembahan berhala.

Suatu kali tuannya pergi berdagang ke Gaul(Perancis) dan membawa serta Yulia. di dalam perjalanan, kapal layar itu berlabuh di pulau Korsika dan tuannya itu hendak mengikuti perayaan pagan(penyembah berhala), namun Yulia tetap tinggal di dalam kapal. Penduduk pulau Korsika menjamu sang pedagang itu dengan minuman memabukkan hingga ia tertidur lalu mereka menyeret Yulia keluar kapal. Js. Yulia tidak takut mengakui bahwa dia adalah seorang Kristen dan pagan yang keji itu menyalibkannya.
Seorang malaikat Tuhan memberitahukan perihal kematian martir kudus ini kepada para rahib di sebuah monasteri(kerahiban), yang terletak di dekat pulau itu. Para rahib lalu mengambil tubuh sang janasuci dan menguburkannya di sebuah gereja di monasteri mereka.

Jumat, 03 Juli 2009

3 Juli


Pangeran Basilus dan Konstantinus dari Yoroslav yang Beriman benar

Pada masa muda mereka, mereka telah kehilangan ayahanda mereka, Vsevolod, yang wafat di dalam pertempuran dengan bangsa Tatar (Mongolia). Js. Basilus sang kakak, menggantikannya duduk takhtanya. Sebagai seorang pangeran, beliau harus menghadapi begitu banyak tanggung jawab, pikiran dan kedukaan. Kota-kota dan desa-desanya dihancurkan oleh bangsa Tatar, banyak penduduk yang hidup tanpa atap dan makanan dan dia juga masih harus mengurusi semua hal dan semua orang. Selain itu, sangatlah perlu baginya untuk memperoleh perkenanan dari sang Khan Tatar, dan pangeran kudus lebih dari sekali pergi keluar negeri Horde untuk alasan ini. Beliau juga menderita karena kehilangan putranya satu-satunya.

Semua kesulitan itu beliau jalani tanpa mengeluh, dan beliau menjalankan pemerintahan sebagaimana seorang Kristen yang sejati. Beliau tidak melibatkan diri di dalam perselisihan diantara putra mahkota, dan lebih peduli akan pengikutnya yang miskin papa, dan beliau membengun gereja-gereja. Namun, selanjutnya hidupnya dipenuhi derita, karena keletihannya beliau sakit dan wafat pada tahun 1249.

Setelah beliau, Pengeran kudus Konstantinus menggantikannya duduk di takhta. Beliau mencoba meneladani kakaknya, namun beliau sangatlah berduka karena dimana-mana beliau menyaksikan rakyat dirampas dan dibunuh oleh para Tartar. Pada tahun 1257
Tartar jatuh ke tangan Yoroslavl. Sang pangeran sendiri juga turut maju melawan musuh, namun di dalam peperangan itu pula beliau wafat bagi negerinya. Pada tahun 1501 relik tak ternoda dari pangeran kudus ini ditemukan dan kini disimpan di katedral Yoroslavl

Jumat, 26 Juni 2009

Janasuci Daud


Janasuci Daud lahir di Tesalonika. Mulanya beliau menghidupi hidup asketik di pinggiran Tesalonika di sebuah gubuk yang beliau bangun di atas sebuah pohon almon. Kemudian beliau melanjutkan hidup asketiknya di Thessaly. Beliau memurnikan dirinya dengan berpuasa, doa dan wijil semalaman yang memperlayakkannya untuk menerima rahmat agung dari Allah. Ketika beliau mengambil bara di tangannya dan mendupai sang Kaisar dengan tanpa luka-luka di tangannya. Melihat hal itu, sang Kaisar bertelut dihadapannya. Beliau membuat ketakjuban bagi banyak orang dengan berbagai mujizat. Beliau wafat dengan damai dan mengambil bagian di dalam keterberkatan kekal pada tahun 540 M.





Selasa, 16 Juni 2009

16 Juni


JANASUCI TIKHON, EPISKOP BAGI AMATHUS

Janasuci Tikhon adalah dikaruniai untuk membuat mujizat. Setelah wafatnya Mnemonius yang Terberkati, dia segera diangkat menjadi episkop dan ditahbiskan oleh Epifanius yang ternama bagi Diosis Amathus. Kemurniannya dan kegigihannya akan iman Orthodoxia membuatnya pantas untuk jabatan ini. Pada waktu itu ada banyak pagan di daerah Siprus. Dengan kegigihan rasuliah Js. Tikhon membawa begitu banyak orang yang tidak percaya menjadi percaya. Dalam hal itu dia sangatlah berhasil. Setelah jerih payahnya di ladang anggur Tuhan, Tikhon megambil tempat di dalam kekekalan sekitar tahun 425 M. Dia dijuluki sang pekerja mujizat sebab begitu banyak mujizat yang ada melaluinya selama beliau hidup. Ayah Tikhon adalah pembuat roti. Ketika ayahnya meninggalkannya sendiri menjaga toko, dia membagi-bagikan rotinya kepada orang-orang miskin secara cuma-cuma. Suatu kali ayahnya memarahinya karena ini. Tikhon berdoa kepada Allah dan lumbung mereka kemudian penuh dengan gandum sampai penuh dan tidak dapat ditutup. Pada waktu yang lain, beliau menannam tangkai anggur yang sudah layu dan pada waktunya anggur itu berbuah amat lebat!

Jumat, 12 Juni 2009

12 Juni


Janasuci (Yohannes) Tornike dari Gunung Athos

Tornike Eristavi (sebuah gelar Georgian yang secara harafiah berarti "kepala pasukan". Seorang eristavi adalah kepala atau pemimpin dari sebuah provinsi dan pilar bagi kerajaan Georgia. Selama suatu masa dalam sejarah Georgia, gelar ini adalah gelar turun temurun. Gelar ini setara dengan gelar Duke di Eropa, selanjutnya beliau disebut Yohanes dari Gn. Athos) adalah pemimpin pasukan Georgia yang ternama oleh karena kemenangannya dalam sebuah perang dan perkenanan dari Raja Daud Kuropalates. Akhirnya beliau meninggalkan kemuliaan duniawinya dan memulai mencari bapa rohaninya, Js. Yohanes di Gunung Olimpus. Disana beliau menyadari bahwa Js. Yohanes sudah pindah ke Gn. Athos, sehingga beliau menuju ke sana dan tinggal dengannya di sebuah biara yang dikepalai oleh Js. Athanasius sang Athonan. Beliau dinobatkan menjadi rahib dan diberi nama baru, Yohannes.

Lalu banyak orang Georgia menjadi haus akan kehidupan Asketis dan tiba untuk berjuang di Gunung Suci. Untuk melayani komunitas muda tersebut, Js. Yuhanes membangun sebuah gereja menghormati Js. Yohanes Sang Teolog dan mendirikan sel disekitarnya. Dengan demikian, komunitas Georgia mula-mula di Gn. Athos didirikan.

Pada masa itu, Bardas Sklerus, kepala pasukan dari Asia Kecil, memimpin pemberontakan melawan Basilus dan Constantinus, kasiar-kaisar muda Byzantin. Theophania sang janda permaisuri mengharapkan bantuan dari Georgia, meminta agar Yohanes Tornike berangkat ke negeri kelahirannya, memberitahukan kepayahan di Byzantium dan mendatangkan pasukan Georgia untuk penolong. Setelah saudara yang lain juga memohon kepadanya, beliau menerima berkat dari Js. Athanasius dan kembali ke Georgia dan menyampaikan surat Theophania kepada Raja Daud Kuropalates. Sang raja dengan amat gembira akan usulan perwira kebanggaannya dan akhirnya dengan pertolongan Allah, dengan bimbingan dari Yohanes Tornike, dua belas ribu tentara Georgia berhasil menaklukan pasukan Bardas Sklerus dan mengusir pengkhianat dari Byzantium (s. 979).

Setelah kemenangan ini, Yohanes Tornike kembali segera ke Gn. Athos. Para saudara menjumpainya dengan gembira dan bersyukur kepada Allah karena telah mengembalikannya dengan selamat ke monasteri.

Js. Yohanes-Tornike ialah teladan yang agung untuk kerendahan hati. Dia menyangkal kehendaknya sendiri secara penuh dan tidak akan melakukan apapun tanpa berkat dari bapa rohaninya. "Saya mempercayakan diri dan kehendak saya kepadamu. Selamtkanlah aku seturut kehendakmu! demikaian ujarnya kepada Js. Yohanes.

Para saudara di monesteri itu sering bertanya kepada Yohanes Tornike untuk mengingatkannya akan keagungannya secara militer. Suatu kali Js. Yohanes diminta untuk menceritakan ingatannya kepada Bapa Gabriel, seorang yang tidak pernah mengatakan hal-hal yang sia-sia. Js. Yohanes Tornike setuju dan setelah beliau mengisahkan kejayaannya kepada sang Orang Tua, dia berhenti berbicara seketika. Beliau menghabiskan sisa hidupnya di dalam ketenangan, kesunyian dan wafat dengan damai.

Selasa, 09 Juni 2009

09 Juni


Janasuci Siril [Kiril] sang Arkepiskop dari Aleksandria

Kiril lahir dari keluarga bangsawan dan saudara dekat dengan Teofilus, Patriarkh dari Aleksandria, yang setelah wafatnya beliaulah yang ditahbiskan sebagai pengganti Patriarkh. Selama masa hidupnya, dia mengahadapi bidat Novatian, bidat Nestor dan orang Yahudi di Aleksandria. Pengikut Novatian dahulu bersal dari Roma dan diberi nama sesuai presbiter dan pemimbin bidat tersebut. Mereka berbangga atas perbuatan mereka, berkeliling dengan jubah putih, melarang pernikahan setelah menjanda, percaya bahwa doa tidak boleh diucapkan oleh mereka yang berdosa fatal, dan tidak boleh untuk diterima kembali di dalam gereja, yakni mereka yang terjatuh dan ingin kembali ke gereja meski dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.
Kiril menentang mereka dan meminta mereka meninggalkan Aleksandria beserta episkop mereka. Pergumulan dengan orang Yahudi juga lebih keras dan berpayah. Sebab sejak Aleksander Agung membangun kota itu, umat Yahudi sejak awal menjadi sangat kuat di Aleksandria. Kebencian mereka kepada orang Kristen sangatlah manyeramkan. Mereka membunuh para pengajar Kristen, dengan cara meracuni dan menyalibkan mereka. Setelah pergumulan yang panjang dan menyusahkan, Kiril berhasil bersama-sama Kaisar Theodosius Muda mengantar orang Yahudi ke luar kota Aleksandria.

Bagaimanapun pergumulannya terhadap Nestor, Patriarkh dari Konstantinopel diselesaikan pada Konsili Ekumenis Ketiga [Efesus 431 M]. Kiril memimpin musaywarah itu dan secara bersamaan mewakili Selestinus sang Paus dari Roma atas permintaannya yang tidak bisa hadir ke Konsili karena usia tua. Nestorius dihukum, dikucilkan dan dihukum oleh Kaisar untuk pergi ke perbatasan timur kekaisaran tempat ia meninggal (ulat memakan lidahnya sebab ia menghujat sang Theotokos sebagai Kristostokos). Setelah menyelesaikan pergumulannya, Kiril hidup dalam damai dan dengan setia melindungi umat milik Kristus. Dia wafat pada tahun 444 M.

Sabtu, 06 Juni 2009

6 Juni


Hiromartir Dorotheus, sang Episkop bagi Tirus

Hiromartir Dorotheus adalah episkop bagi kota Fenisian Tirus, selama masa penganiayaan terhadap gereja dibawah kaisar Diokletian (284-305). Setelah mendengarkan sabda Injil (Mat. 10:23), sang janasuci pergi dari Tirus dan menyembunyikan diri dari para penganiaya. Beliau kembali ke Tirus selama masa kekuasaan Js. Konstantinus Agung (306-337, 21 Mei), menempati takhta keepiskopan lagi dan membimbing selama lebih dari lima belas thaun dan mempertobatkan banyak pagan ke dalam Kekristenan. Ketika kaisar Yulian sang Murtad (361-363) memulai penganiayaan terhadap orang Kristen, Js. Dorotheus sudah berusia 100 tahun. Dia mengungsi dari kota Mizean bernama Udum (masa kini kota Varna di Bulgaria). Para utusan kaisar menangkapnya di sana karena penolakannya untuk menyembah berhala. Mereka mulai menganiaya Orangtua yang kudus itu, dan dibawah siksaan itu dia menyerahkan nyawanya kepada Tuhan (s. 362) pada usia 107 tahun.
Beberapa yakin bahwa Js. Doroteus menulis karya kompilasi "Sinopsis", sebuah kumpulan perkataan hikmat, dan mencakup hidup para nabi dan rasul kudus.

Kamis, 04 Juni 2009

04 Juni

Janasuci Metrofanes, Patriarkh pertama bagi Konstantinopel

Ayahnya adalah Dometius, adik dari Kaisar Romawi Probus, yang lari dari kota Roma sebagai seorang kristen dan tiba di Bizantium. Titus, sang episkop Bizantin, mentahbiskannya menjadi imam (presbiter). Setelah wafatnya Titus, Dometius menjadi episkop bagi Bizantium. Setelah wafatnya Dometius, anak laki-lakinya yang pertama Probus menjadi penerus tahta keepiskopan dan setelah wafatnya Probus, Metrofanes menempati takhta keepiskopan itu. Ketika Kaisar Konstantinus melihat Metrofanes, dia menyayanginya seperti ayahnya sendiri. Pada Konsili Ekomenis Pertama [325 M], Metrofanes sudah mencapai usia 117 tahun dan tidak dapat menghadiri dalam karya Konsili itu, jadi beliau menunjuk Aleksander yang adalah Koriepiskopusnya sebagai wakil. Sang kaisar, oleh karena pengaruh dari Konsili ini memberinya gelar Patriarkh. Dengan demikian beliau adalah Patriarkh pertama bagi Konstantinopel. Lalu, sang kaisar mengunjungi arkipastor yang sedang terbaring lemah dan lanjut usia itu. Saat sang kaisar menanyakan siapa yang dia inginkan untuk meneruskan takhta kepatriakhan, Metrofanes menyebutkan nama Aleksander. Berikut ini yang dia katakan kepada Aleksander dari Aleksandria: " Ya saudaraku, engkau akan tetap menjadi penggantiku yang paling layak." Dia meraih tangan Arkdiaken Athanasius (yang kemudian adalah Athanasius Agung dan Patriarkh dari Aleksandria) dan beliau memujinya dihadapan semua. Setelag nubuatan tentang penggantinya ini, Metrofanes memohon pengampunan dari semua dan dalam sepuluh hari dia menyerahkan nyawanya ke dalam tangan Tuhan pada tahun 325 M.

Rabu, 03 Juni 2009

03 Juni


Hiromartir Lucianus sang Episkop bagi Beauvais di Perancis

Hiromartir Lucianus hidup di Roma dan nama pagannya dahulu ialah Lucius. Dia dipertobatkan ke dalam Kekristenan oleh Rasul Petrus dan dibaptiskan. Setelah wafatnya Js. Petrus, Js. Lucianus mengabarkan Injil di Italia. Js. Dionisius sang Aeropagis (3 Oktober), seorang murid dari Js. Paulus tiba di Roma pada waktu itu. Atas permintaan Js. Klement, Papa dari Roma (25 November), dia setuju untuk mengabarkan injil di Barat dan mengumpulkan rekan dan penolong untuk tugas ini.

Js. Klemens mentahbiskan Js. Lucianus sebagai Episkop, lalu mengirimkan dia bersama-sama dengan Js Dionisius, Js. Marselinus dan Saturninus, Presbiter Maximianus dan Diaken Yulian.

Para pekabar injil itu menyebrang dari Italia sampai dengan Gaul (di dunia modern Perancis). Js. Marsellinus dan yang menyertainya melanjutkan hingga Spanyol. Js. Saturninus pergi ke Gaul dan Js. Dionisius dan yang lainnya pergi ke daerah Paris. Dari sana Js. Lucianus pergi ke Belgium bersama Maximian dan Yulian.

Pewartaan Js. Lucianus sangatlah berhasil. Dengan kuasa perkataannya dan teladan hidupnya, dia mempertobatkan banyak pagan ke dalam Kekristenan. Js. Lucianus adalah seorang asketik yang taat, dan sepanjang hari dia hanya memakan sekerat roti dan air minum. Dia amat baik kepada mereka yang telah menjadi percaya, memiliki wajah yang senantiasa cerah dan berseri-seri. Dengan segera hampir seluruh penduduk Belgium dibawa kepada Kristus.

Selama masa ini, kaisar Romawi Dometian (81-96) memulai penganiayaan kedua terhadap umat Kristen (setelah Nero, 54-68), dan dia mengeluarkan sebuah edikta yang memaparkan penganiayaan dan pembunuhan bagi siapa saja yang menolak penyembahan terhadap allah pagan.

Tiga serdadu dikirimkan ke Belgium untuk menyampaikan edikta itu. Tuhan menyatakan itu kepada Js. Lucianus tentang siksaan yang sedang menantinya. Dia mengumpulkan umat di sana bersama-sama, menasihati mereka agar tidak takut ancaman, aniaya ataupun kematian, dan mereka mengucapkan syukur kepada Allah oleh karena telah mengaruniakan kesempatan untuk bergabung bersama para martir kudus. Setelah berdoa, Js. Lucianus dan sang imam Maximian dan Diaken Yulian pergi ke puncak bukit, tempat ia meneruskan pengajaran kepada mereka yang datang menemuinya.
Di sinilah para tentara dari kaisar datang ke tempat para janasuci dan membawa mereka ke pengadilan.Js. Maximian dan Yulian dipaksa untuk menyangkal Kristus dan mempersembahkan persembahan kepada berhala-berhala, namun mereka berdua menolak dan dipenggal.

Sang hakim mulai memeriksa Js. Lucianus, menuduhnya sebagai yang melakukan perdukunan dan ketidaktaatan kepada kaisar dan Senat. Sang janasuci menjawab bahwa dia bukanah penyihir namuan adalah hamba dari Allah yang benar, Tuhan Yesus Kristus, dan dia menolak untuk memberikan persembahan kepada berhala yang dibuat dengan tangan.

Sang Janasuci dikenakan pukulan yang mengerikan yang ditengah-tengahnya dia menjawab, "Aku tida akan pernah berhenti memuji Kristus, Anak Allah, di dalam hatiku dan di dalam mulutku." Lalu sang martir kudus itu dipenggal. Sinar sorgawi emancar dari tubuhnya dan Suara Sang Juruselamat terdengar, memanggil sang janasuci yang menderita dengan gagah berani ke dalam Kerajaan sorga dan menerima mahkota martir. Dengan kekuatan dari Allah sang martir berdiri, mengambil kepalanya yang putung dan menyebrang melewati sungai. Setelah mencapai tempat penguburan yang dia pilih, dia berbaring ditanah dan beristirahat dalam damai.

Karena mujizat agung ini, sekitar 500 pagan bertobat kepada Kristus. Lalu sebuah gereja didirikan diatas makam Js. Lucianus dan relik martir Maximian dan Yulian dikirim ke sana.

Selasa, 02 Juni 2009

02 Juni


Martir Yohanes yang Baru dari Sochi yang menderita di Belgrade


Martir Agung Yohannes dari Sochi hidup pada abad ke empat belas di kota Trebizond. Dia adalah niagawan, sangat taat dan teguh di dalam iman Orthodoxianya dan sangat baik kepada orang miskin.


Suatu kali, dia sedang berlayar di sebuah perahu ketika sedang mengadakan perdagangan. Sang kapten yang bukan Orthodox, namun terlibat di dalam perbincangan tentang Iman dengan Js. Yohanes. Setelah kewalahan dengan kata-kata sang Janasuci, sang kapten memutuskan untuk menyalahinya ketika mereka sampai di Belgrade. Selama ia masih tinggal di pelabuhan di Belgrade, sang kapten pergi kepada wali kota yang menyembah api dan mengatakan bahwa di dalam perahunya ada seorang yang terpelajar ingin menjadi penyembah api.

Sang walikota mengajaknya untuk bergabung dengan para penyembah api dan menyangkal imannya kepada Kristus.


Sang Janasuci berdoa secara diam-diam dan meminta petolongan dari Dia Yang berkata, "Ketika mereka menangkap engkau dan menyeretmu, janganlah kuatir akan apa yang akan engkau katakan, akan apa yang engkau sampaikan; namun apapun yang diberikan kepadamu untuk engkau katakan, ketakanlah hal itu, sebab bukanlah kamu yang mengatakannya, namunRoh Kudus." (Markus 13:11). Dan Than memberikannya keberanian dan pengertian untuk mengahadapi orang-orang yang tidak saleh itu dan mengaku dengan teguh bahwa dia adalah orang Kristen. Setelah itu, sang janasuci dipukuli dengan parah dengan gada sampai seluruh tubuhnya memar, dan dagingnya tercabik-cabik. Sang martir kudus bersyukur kepada Allah sebab telah menemukannya layak untuk menumpahkan darah bagi Dia dan dengan demikian membersihkan dosa-dosanya.

Lalu mereka membelenggu mereka dengan rantai dan menyeretnya ke penjara. Pada pagi hari sang walikota memerintahkan agar sang janasuci dihadapkan kepadanya lagi. Sang martir datang kepadanya dengan wajah yang cerah dan penuh kegembiraan. Sang martir yang gagah berani menolak untk menyangkkal Kristus, mengatakan sang gubernur sebagai alat Satan. Lalu mereka memukulinya dengan gada sehingga organnya nampak dari dalam tubuh.
Orang banyak yang berkumpul di situ tidak dapat tahan menyaksikan kejadian yang mengerikan ini dan mereka mulai berteriak kepada sang gubernur sebab mereka telah menyiksa orang yang tak berdaya. Sang gubernur lalu menghentikan pemukulan dan memerintahkan untuk mengikat Martir Agung pada ekor kuda liar dan menyeretnya melewati jalan-jalan di kota. Penduduk kuartal Yahudi mencemooh sang martir dan melemparinya dengan batu. Akhirnya sesorang mengambil sebilah pedang dan memenggal kepalanya.
Tubuh janasuci Yohanes dan kepalanya ditinggalkan sampai petang hari, dan tak seorang Kristenpun berani mengmbilnya. Pada malam hari, sebuah piral terang benderang nampak di atasnya dan lampu-lampu yang menyala-nyala. Tiga pria yang membawa lampu menyanyikan Mazmur dan mendupai tubuh sang janasuci. Salah satu dari orang Yahudi itu berpikir bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang hendak mengambil jenazah sang martir, mengambil busur panah dan mencoba untuk membidikkan anak panah ke arahnya, namun dikekang oleh kuasa Allah yang tidak nampak dan menjadi kaku.
Pada pagib harinya penglihatan itu sirna, namun sang pemanah itu tetap berdiri tanpa gerak. Setelah menceritakan kepada kerumunan orang yang datang ke sana mengenai penglihatan dan apa yang telah dilakukan kepadanya atas perintah Allah, dia dibebaskan dari ikatan tak nampak mata. Setelah mempelajari kejadian itu, sang walikota memberikan izin untuk menguburkan jenazah sang martir di gereja setempat. Hal ini terjadi antara tahun 1330 dan 1340. Ada beberapa pertanyaan mengenai tahun wafat sang martir. Janasuci Nikodemus dari Gunung Suci memberikan tahun 1642 sementara yang lain mengatakan 1492.
Sang kapten yang telah mengkhianati Js. Yohanes bertobat dari perbuatannya, dan memutuskan secara diam-diam untuk mengantarkan reliknya ke kampung halamannya, namun sang janasuci menampakkan diri di dalam mimpi kepada imam di gereja dan mencegah hal ini. Setelah tujuh puluh tahun reliknya dikirim ke Sochi, ibukota dari provinsi Moldo-Valachian dan di tempatkan di gereja Katedral.

Sabtu, 30 Mei 2009

30 Mei


Yang Terpuji Ishak , Pendiri Monasteri Damaltian di Konstantinopel

Janasuci Ishak hidup semasa abad ke empat, dan menerima tahbisan monastik dan dengan tekun melaksanakan hidup asketik di padang gurun. Selama pemerintahan kaisar Valens (364-378), pengikut taat dari bidat Arianisme disana enganiaya umat Orthodox dan banyak gereja yang ditutup dan dihancurkan.

Mendengar bahwa ada penganiayaan, Js. Ishak meninggalkan belantara dan pergi ke Konstantinopel untuk menghibur dan menguatkan umat Orthodox dan untuk menentang bidat itu. Pada saat itu bangsa barbar Goth sedang memerangi kekaisaran di sepanjang Sungai Danube. Mereka mengepung Trakhe dan sedang menuju Konstantinopel.

Saat sang kaisar Valens meninggalkan ibukota dengan para pasukannya, Js. Ishak berseru, Kaisar, lepaskanlah gereja-gereja Orthodox dan Tuhan Allah akan menolongmu!" Namun sang kaisar, tidak mempedulikan kata-kata sang rahib, dengan percaya diri melanjutkan perjalanannya. Sang Janasuci mengulangi permintaannya dan nubuatannya selama tiga kali. Sang kaisar yang murka memerintahkan Js. Ishak agar dilemparkan kedalam jurang yang dalam, yang dipenuhi dengan semak duri dan lumpur, yang sangat mustahil baginya untuk melarikan diri.

Dengan pertolongan Tuhan, Js. Ishak tetap hidup dan dia bersegera mendapati kaisar dan berkata, "Engkau ingin meremukkanku, namun tiga orang malaikat menarikku dari lumpur yang dalam. Dengarkanlah aku, bukalah gereja-gereja bagi umat Orthodox dan engkau akan menaklukan musuhmu. Jikalau tidak, maka engkau tidak akan pernah kembali. Engkau akan ditawan dan dibakar hidup-hidup." Sang kaisar tercengang akan keberanian sang janasuci dan memerintahkan pengawalnya Saturninus dan Viktor untuk melemparkan ia ke penjara smapai dia kembali.

Nubuatan Js. Ishaak lantas terpenuhi. Bangsa Goth mengalahkan dan mengejar tentara Yunani. Sang kaisar dan jendral-jendral Arianisnya melarikan diri di lumbung yang penuh dengan jerami dan penyerbu membakarnya. Setelah mendapat kabar akan kematian kaisar, mereka membebaskan Js. Ishaak dan menghormatinya sebagai seorang nabi.

Lalu Kaisar kudus Theodosius Agung (379-395) naik takhta. Atas anjuran Saturninus dan Viktor, dia memanggil sang Penatua, memperlakulkannya dengan penuh hormat. Menaati anjurannya, dia melarang bidat Arian dari Konstantinopel dan memulihkan gereja-gereja kepada umat Orthodox. Js. Ishak lalu kembali ke padang pasir, namun Saturninus dan Viktor memohonnya untuk tidak meninggalkan kota dan agar tetap tinggal dan melindunginya dengan doa-doannya.

Saturninus membangun monasteri bagi sang janasuci di Konstantinopel, tempat para rahib berkumpul di sekelilingnya. Js. Ishak adalah Igumen dari monasteri itu dan Pembimbing rohani. Dia juga merwat orang-orang biasa dan menolong orang yang miskin dan menderita.

Ketika ia mencapai usia lanjut, Js. Ishak mengangkat Js. Damaltus (3 Agustus) sebagai Igumen. Monasterti itu lalu disebut dengan Damaltus. Js. Ishak wafat pada tahun 383, dan peringatannya juga dirayakan tanggal 22 Maret.

Jumat, 29 Mei 2009

29 Mei


Martir Theodosia dari Tirus

Suatu waktu pada masa pemerintahan Kaisar Maksimianus, banyak orang Kristen yang diikat berdiri di depan wali negeri di Kaesarea Palestina. Sang perawan Theodosia mendekati, menghibur dan menguatkan mereka di dalam kemartiran mereka. Begitu mendengarkan apa yang dia katakan, para tentara juga membawanya kepada sang hakim. Hakim yang murka memerintahkan agar sebuah batu digantungkan di lehernya dan melemparkannya ke dalam lautan. Namun malaikat Tuhan membawanya ke pantai dengan selamat. Ketika dia tampil kembali di hadapan sang hakim, hakim itu memerintahkan agar dia dipenggal. Malam berikutnya, Theodosia menampakkan diri kepada orangtuanya dengan diliputi cahaya sorgawi, dikelilingi oleh para perawan yang telah diselamatkan dan berkata: "Apakah engkau melihat betapa agung kemuliaan dan rahmat dari Kristusku yang ingin engkau renggut dariku?" Dia berkata hal itu kepada orangtuanya karena mereka pernah mencoba untuk membujuknya untuk tidak mengakui Kristus dan dari kemartiran. Theodosia menderita dengan terpuji dan dimuliakan pada tahun 308 M.

Kamis, 28 Mei 2009

28 Mei


Janasuci Nekitas

Janasuci Niketas, Episkop dari Kalsedon, hidup pada pertengahan akhir abad yang ke delapan. Oleh karena hidupnya yang menyenangkan Tuhan dia ditahbiskan menjadi Episkop di Kalsedon.

Ciri khas janasuci Niketas adalah kemurahan hatinya, dia selalu menolong orang miskin, menyediakan tumpangan bagi orang asing, dia merawat anak-anak yatim dan janda-janda dan dia mendoakan mereka yang telah berlaku salah.

Selama masa pemerintahan Leo orang Aremenia yang ikonoklast (penghancur ikon), Js. Niketas dengan gagah berani menentang bidat Ikonoklasme dan menyerukan kepada umat untuk menghormati ikon kudus Kristus, Theotokos dan para janasuci. Js. Niketas menanggung dengan sabar segala penganiayaan dari kaisar keji itu dan pengikutnya yang sepakat. Dia dihadapkan pada penganiayaan dan di buang ke pengucilan.

Sang pengaku iman Niketas yang kudus wafat pada awal abad ke sembilan. Dari reliknya terjadi banyak mujizat. ibadah Kanon, yang ditulis oleh imam Yosef dari Konstantinopel juga mengikutsertakan saudara Js. Niketas, Js. Ignatius diantara para janasuci.

Rabu, 27 Mei 2009

27 Mei

Martir Kudus THEODORA dan DIDIMUS

Selama masa pemerintahan keji oleh Kaisar Maximilian hiduplah di Aleksandria seorang perawan Theodora, keturunan bangsawan dan anak yang mulai. Sebagai seorang Kristen dia dibawa kedalam ujian di hadapan para pagan. Setelah masa panjang dari penganiayaan terhadap orang Kristen, pangeran sang penganiaya memerintahakan agar dia di bawa ke tempat yang tekenal menyeramkan dan mengijinkan para tentara untuk masuk dan menghampirinya untuk memenuhi keinginan daging mereka.

Janasuci Theodora berdoa tak henti kepada Tuhan dari pencemaran dan sementara dia berdoa, seorang tentara bernama Didimus datang padanya dan mengatakan bahwa dia juga adalah seorang hamba Kristus. Lalu ia mengenakan pakaian militer dalam penyamaran. Lalu dia mempersilakannya untuk meninggalkan tempat itu dan dia (Didimus) tetap tinggal di rumah buangan itu. Lalu dia ditangkap dan di bawa ke dalam pengujian, mengakui bahwa dia adalah seorang Kristen dan bahwa ia telah menyelamatkan Theodora dan bahwa ia bersedia untuk mati bagi Kristus.

Didimus dihukum mati dengan cara di bawa ke panggung hukuman mati. Theodora berlari ke arahnya dan berseru: "Meskipun engkau menyelamatkan kehormatanku, Aku tidak memintamu untuk menyelamatkanku dari kematian. Perkenankanlah aku untuk mati sebagai martir."

Js. Didimus berkata kepadanya: "Saudariku yang terkasih, janganlah menghalangiku untuk mati bagi Kristus dan keduanya dipenggal dan tubuh mereka dibakar. Mareka menderita dengan penuh hormat dan menerima mahkota kemuliaan kekal pada tahun 304 M di Aleksandria.

Senin, 25 Mei 2009

25 Mei


Hiromartir Terapon sang Episkop dari Siprus


Hiromartir Terapon, Episkop dari Siprus menghidupi hidup asketis dalam biara dan setelah itu ia melayani sebagai episkop di Pulau Siprus. Pada masa penganiayaan di bawah Diokletian (284-305), Js. Terapon mengaku imannya dalam nama Tuhan Yesus Kristus dengan gagah berani dan wafat dalam kematian kemartiran.


Relik dari hiromartir ini pertama-tama ditempatkan di Siprus dan dimuliakan oleh begitu banyak mujizat. Lalu, pada tahun 806, relik ini dikirimkan ke Konstantinopel. Relik ini dipindah karena bahaya dari upaya pengepungan para Sakaren. Begitu kapalnya berlayar ke Konstantinopel, mur wangi mulai mengalir dari relik itu dan para pelancong di dalam kapal itu diselamatkan secara ajaib dari badai melalui doa mereka dengan pertolongan Js. Terapon.


Setelah sampai di Konstantinopel, relik sang hiromartir ditempatkan di dalam gereja yang di bangun untuk hormat atas Ikon Bunda Tuhan dari Elousa atau "Yang Penuh Belas Kasih" (12 November).


Pada tahun 806 relik dipindah lagi ke dalam gereja yang dibangun untuk hormat atas Hiromartir Terapon, mur wangi mengalir dari relik itu dan terjadilah mujizat. Melalui doa Js. Terapon, mereka yang sakit parah disembuhkan dan yang sekarat dipulihkan.

Rabu, 20 Mei 2009

20 Mei


Martir Kudus Talelaius

Talelaius dilahirkan di Libanon. Ayahnya dipanggil Berusius dan ibunya bernama Romila. Talelaius saat itu ialah pemuda berusia 19 tahun, berwajah tampan, tinggi dan berambut pirang kemerah-kuningan. Dia berprofesi sebagai tabib. Dia menderita bagi Kristus selama masa pemerintahan Numerian. Ketika dia mengakui imannya dalam Kristus dengan gagah berani di dapan hakimnya yang keji, sang hakim memerintahkan kedua penganiaya, Aleksander dan Asterius untuk membor lututnya dengan bor, untuk mengikatkan tulang yang berlubang-lubang dan menggantungnya di pohon. Namun Tuhan melalui kuasa-Nya yang tak kasat mata mengambil penglihatan sang penganiaya. Di tempat Talelaius mereka melubangi papan dan menggantungnya dari sebuah pohon. Ketika penganiaya dari hakim itu melihatnya, mereka berpikir bahwa pelaksana eksekusi melakukannya dengan sengaja dan oleh karena itu mereka diperintahakan untuk dicambuk. Lalu Aleksander dan Asterius, ditengah hukuman cambuk, mereka berseru: Tuhan hidup bagi kami! dan mulai saat ini kami juga adalah orang Kristen. Kami percaya akan Kristus dan menderita bagi Dia.

Mendengar hal itu, hakim penganiaya memerintahkan mereka untuk dipenggal. Lalu ia mengambil bor untuk membor lutut Talelaius dengan tangannya sendiri tapin menjadi lumpuh dan dia memohon kepada Talelaius untuk menyembuhkannya, yang benar-benar dilakukan oleh sang martir Kristus tak bersalah itu melalui perantaraan doanya.

Lantas, Talelaius dilemparkan kedalam air namuan tetap hidup dihadapan penganiayanya (sebab Talelaius berdoa kepada Tuhan di dalam hati agar memperpanjang sengsaranya sehingga dia tidak wafat segera). Ketika dia dilemparkan kepada binatang buas, mereka menjilati kakinya dan takluk kepadanya. Akhirnya Talelaius dipenggal dan mengambil bagian dalam hidup kekal pada tahun 284 M.

Senin, 18 Mei 2009

18 Mei


Martir suci Peter(Petrus), Dionisius, Andreas, Paulus dan Kristina


Peturs, seorang muda yang rupawan; Dionisius, seorang yang amat hebat; Andreas dan Paulus, para tentara; dan Kristina, seorang gadis berusia 16 tahun, semua orang ini dengan gagah berani mengakui Kristus Tuhan dan bertahan akan penderitaan dan kematian demi nama-Nya. Nikomakus, yang bersama-sama mereka menyangkal Kristus di tengah-tengah penderitaannya dan, secara sekejap kehilangan kesadarannya, sebagai seorang yang gila, memukuli tubuhnya dan mengeluarkan busa dari mulutnya sampai ia meninggal. Hal ini terjadi pada tahun 250 M (Masa pemerintahan Kaisar Desius)

Minggu, 17 Mei 2009

17 Mei


Rasul Suci Andronikus

Andronikus adalah salah seorang dari Tujuh Puluh Rasul. Dia adalah saudara kandung dari Js. Paulus, sebagaimana Paulus menuliskan: "Salam bagi Andronikus dan Yunia, saudaraku dan teman sepenjara; mereka yang ternama diantara para Rasul dan mereka ada di dalam Kristus sebelum aku. (Roma 16:7)

Kamis, 14 Mei 2009

14 Mei


Yang Terpuji Isodorus sang Bodoh-Bagi-Kristus dan pembuat mujizat dari Rostov

Janasuci Isodorus Tverdislov ("Keteguhan Perkataan"), sang Bodoh bagi Kristus, sang pembuat mujizat dari Rostov. Dia dilahirkan di Jerman dari keluarga yang amat kaya. Dari mudanya, dia menghidupi hidup tak bercacat dan memiliki pengertian belas kasihan. Meninggaklkan rumah orangtuanya dan merindukan kerajaan Allah, Js. Isodorus membagi-bagikan kekayaanya kepada orang miskin. Dengan membawa barang-barang laksana pengambara dia mengunjungi kota-kota dan pulau.
Tidak diketahui secara pasti kapan dia menerima iman Orthodox yang kudus, namun dia dibesarkan dalam Katolikisme. Akhirnya, dia tiba di Rusia dan memutuskan untuk tinggal di Rostov. Di sini, Js. Isodorus dalam keadaan kotor dan bersalju, dan hujan dan kedinginan, dan bertahan terhadap ganasnya keadaan tinggal di dalam gubuk kayu yang sangat sederhana yang dia sendiri bangun. Dia memilih cara hidup yang aneh demi Kristus, yang Js. Paulus nyatakan dalam Suratnya (I Kor. 4:10-13).

Js. Isodorus menghabiskan seluruh waktunya untuk berdoa tanpa putus, tak membiarkan dirinya tidur atau beristirahat terlalu banyak."Dia berdiri dalam doa vigil malam dan kidung "untuk mempersembahkan tubuhnya" secara kekal kepada Allah."
Pada siang hari sang Janasuci mengelilingi kota dan bertingkah selaksana orang bodoh. "Seperti Ayub pada zaman kuno dalam kesabarannya," Yang terberkati Isodorus sementara masih hidup, selaksana malaikat di bumi dan manusia sorgawi:, "jiwa yang penuh belas kasiha, pikiran yang murni, hati yang berjaga-jaga dan iman yang tak tergoncangkan, dan kasih yang tulus tanpa kepura-puraan." Selama hidupnya ia memperoleh karunia untuk mengadakan mujizat.

Js. Isodorus meninggal tahun 1474. Mereka menyadari wafatnya baru ketika melewati gubuknya dan menciup aroma wangi yang sangat. Di tempat penguburannya di kota Rostov gereja Kenaikan Tuhan dibangun, tempat reliknya disemayamkan di lubang batu sebagai sumber mujizat sampai saat ini.




Selasa, 12 Mei 2009

12 Mei


Janasuci Epifanius, Episkop dari Siprus

Epifanius terlahir sebagai orang Yahudi dan, menyaksikan Iman akan Kristus. dibaptiskan dengan saudara perempuannya Kallitropi. Pada usia 26, dia ditahbiskan sebagai biarawan Js. Hilarion. Lalu beliau mendirikan monesteri yang berbeda ketika dia mulai terkenal di seluruh Palestina dan Mesir karena asketisme, kebijaksanaan rohani dan mujizatnya. Melarikan diri dari kemuliaan manusia, Epifanius menyingkir ke Mesir. Dalam perjalanan ia bertemu dengan Pafnutis yang agung yang menyatakan bahwa dia akan menjadi Episkop bagi pulau Siprus. Sesungguhnya hal itu terjadi, setelah beberapa tahun kemudian, oleh karena Penyediaan Allah yang Kudus, Epifanius tiba di Siprus tempat ia dipilih menjadi Episkop. Pada usia 60 tahun, dia menjadi Episkop bagi Salamis dan sedemikian rupa membimbing Gereja Tuhan selama 55 tahun. Dia hidup selama 115 tahun dan beristirahat dari hidupnya di bumi ini dan hidup kekal dalam kerajaan Kristus.
Sebelum wafat, dia menegur Konstantinopel melalui Kaisar Arkadius dan isterinya Eudoksia pada sebuah kumpulan episkop yang menghukum Js. Yohanes Krisostomos. Tiba di Konstantinopel, Epifanius segera pergi ke istana sang kaisar dan permaisuri yang telah menghalanginya sedemikian lama dan menyatakan bahwa beliau melawan Js. Yohanes Krisostomos. Para penduduk dan Krisostomos mendengar bahwa Epifanisu sepakat dengan kaisar melawan Krisostomos.
Itu mengapa Krisostomos menulis kepadanya sebuah surat, "Saudara Epifanius, saya dengar engkau telah menyarankan kepada kaisar agar saya dikucilkan; ketahuilah, bahwa engkau tidak akan melihat takhtamu lagi." Jawa Epifanius, " Ya Yohanes yang menderita, bertahanlah terhadap hasutan. Ketahuilah bahwa engkau tidak akan sampai ke tanah pembuanganmu."
Dan nubuatan kedua-duanya benar. Tidak setuju dengan sang kaisar yang hendak mengucilkan Js. Yohanes Krisostomos, Epifanius secara diam-diam berlayar ke Siprus, namun beliau meninggal di perahu. Sang Kaisar melarang Yohanes Krisostomos dan membuangnya ke Armenia. Namun, sang janasuci wafat dalam perjalanan. Js. Epifanius beristirahat pada tahun 403 M. Diantara banyak karya Js. Epifanius, yang paling terkenal adalah "Papan Obat"Medicine Chest [Panarium] yang didalamnya tercatat 80 aliran sesat dan pembelaan terhadapnya.

Senin, 11 Mei 2009

11 Mei


Hieromartir Mosius sang Presbiter dari Amfipolis di Makedonia


Janasuci Mosius adalah presbiter di Makedonia di kota Amfipolis. Selama masa penganiayaan terhadap orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus (284-305), Js. Mosius menegur para pagan yang berkumpul untuk perayaan pagan bagi Dionius (Bakus), untuk meninggalkan kemeriahan dan kebiasaan cemar yang menyertai festival itu. Dia mendesak mereka agar bertobat dan berpaling kepada Tuhan Yesus Kristus, dan disucikan melalui Baptisan Suci.

Sang Janasuci dicobai dihadapan gubernur Laodikia. Ketika diancam dengan siksaan, dia menjawab, "Kematianku bagi Kristus adalah pencapaian agung bagiku." Js. Mosius dikenakan siksaan, yang dia tanggung dengan ketabahan yang menakjubkan dan tidak berhenti untuk menentang penyembah berhala.
Di bawa ke kuil berhala Dionisius, sang janasuci merobohkan berhala itu ketika dia memanggil nama Yesus Kristus. Setelah dia ditempatkan di perapian yang menyala-nyala, dia tidak terluka sama sekali namun apinya menyambar sang gubernur.
Lagi sang kepala pasukan menimpakan siksaan keji kepada Js. Mosius, yang dia tanggung dengan pertolongan Tuhan. Dia diberikan kepada binatang buas agar dimangsa, namun binatang itu tidak menyentuhnya. Singa-singa itu berbaring dikakinya. Para penonton yang melihat mujizat itu, mendesak agar dia dibebaskan. Sang gubernur memrintahkan agar janasuci dikirim ke kota Perintus dan dari sana ke Byzantium, tempat Js. Mosius dihukum mati.
Sebelum kematiannya, dia mengucap syukur kepada Tuhan karena telah memberikan kekuatan untuk bertahan sampai akhir. Inilah kata-kata terakhirnya, Tuhan terimalah rohku dalam damai." Lalu dia dipenggal. Js. Mosius wafat tahun 295. Lalu Kaisar Konstantinus membangun sebuah gereja untuk menghormati Hieromartir Mosius dan mengirim reliknya kedalamnya.

Janasuci Sirilius dan Metodius, Rasul bagi bangsa Slavik


Peringatan pendirian Konstantinopel

Jumat, 08 Mei 2009

08 Mei


Yohanes sang Rasul dan Penulis Injil

Gereja merayakan peringatan Janasuci Yohanes pada hari ini sebagai peziarahan tahunan ke makamnya. Ketika Js. Yohanes berusia legih dari 100 tahun, dia memanggil tujuh muridnya dan pergi ke suatu tempat di luar kota Efesus. Di sana dia meminta mereka menggali kubur dalam bentuk salib. Lalu dia menyongsong kubur itu dan meminta murid-muridnya menimbuninya dengan tanah. Kemudian, kubur itu dibuka dan tubuh sang janasuci tidak ada. Setiap tahun pada tanggal 8 Mei, debu berwarna merah muncul dari makamnya yang orang-orang percaya kumpulkan untuk kesmbuhan mereka dari sakit penyakit. Perayaan Js. Yohanes yang utama tanggal 26 September.

Kamis, 07 Mei 2009

7 Mei


Para Bapa Agung dari Georgia


Pada abad ke enam dan 200 tahun setelah Js. Nina mengabarkan Kabar Baik di Georgia, Theotokos yang Kudus menampakkan diri kepada Yohanes, asketis dari Antiokhia dan memerintahkan dia untuk memilih dua belas muridnya untuk pergi ke Georgia dan meneguhkan iman Orthodoxia. Lalu dia melaksanakannya. Begitu tiba di Georgia, keduabelas misionaris ini diterima secara diam-diam oleh pangeran negeri itu dan Katholikos Eulalius dan segera bekerja dengan gigih. Orang-orang mengerumuni mereka dan mereka menguatkan mereka di dalam Iman dengan kebijaksanaan yang agung dan banyak mujizat. Ketua dari misonari yang mencintai Allah ini adalah Js. Yohannes Zedazneli dan nama yang lain adalah Abidus, Antonius, Daud (David), Zeno, Taddeus, Isai, Isderius, Yusuf, Mikael, Pirrus, Stefanus dan Shio. Dengan kegigihan rasuliah mereka menyatakan Iman akan Kristus di Georgia, mendirikan banyak monasteri dan mewariskan banyak murid setelah mereka. Sehingga mereka dipermuliakan di sorga dan kuasa di bumi.

Rabu, 06 Mei 2009

06 May


Ayub yang sabar menderita dan Saleh




Ayub yang saleh (yang namanya berarti "teraniaya"), hamba Allah yang setia yang dengan agung menggambarkan gambaran kesalehan. Anak dari Zara dan Boshora (Ayub 42), Ayub adalah generasi kelima dari Abraham. Dia adalah orang yang benar, saleh, sabar dan taat yang menjauhkan diri dari pelanggaran. Ayub sangatlah kaya dan diberkati oleh Allah dengan harta benda, tak seorangpun sepertinya di negeri Ausis (antara Idumea dan Arabia). Bagaimanapun kerendahan hatinya yang kudus diuji.


Ayub kehilangan anak-anaknya, kemuliaannya dan kepunyaanya, pengharapannya sekali waktu. Tubuhnya terluka parah dengan banyak koreng yang menyelimutinya. Namun, ia tetap setia dan sabar dengan kemalangannya selma tujuh tahu, selalu bersyukur kepada Allah.


Kemudian, Allah memulihkan kekayaannya semula dan dia memiliki dua kali lipat dari yang sediakala. Ayub hidup selama 170 tahun setelah kesengsaraannya, menggenapkan hidupnya pada tahun 1350 SM pada usia 240. Beberapa ahli mengatakan bahwa penderitaan Ayub hanya berlangsung selama setahun, dan setelah itu ia hidup selama 140 tahun, mencapai usia 210 tahun.

Penjelasan Ayub merupakan tulisan yang paling putis dalam kitab PL yang menyandang namanya. Ini juga merupakan bagian yang paling mendidik di dalam Kitab Suci. Ayub mengajarkan pada kita bahwa kita mesti bertahan dalam kesulitan hidup dengan sabar dan dengan kepercayaan dalam Tuhan. Sebagaimana Js. Antonius Agung (17 Januari) mengatakan bahwa tanpa ada pencobaan, mustahil bagi orang setia diselamatkan.

Gereja Orthodox membaca kitab Ayub, kitab pertama diantara 7 kitab kebijaksanaan dalam PL, selama Minggu Kudus, menarik keparalelan antara Ayub dan Kristus sebagai orang benar yang menderita bukan karena kesalahan mereka. Allah mengizinkan Iblis untuk menyerang Ayub supaya kesetiaannya terbukti. Kristus, satu-satunya yang Tanpa Dosa, menderita dengan rela untuk dosa kita. Bacaan dari Septuaginta dari Ayub 42:7 mengatakan bahwa Ayub "akan bangkit lagi dengan mereka yang dibangkitkan Allah." Perikop ini dibacakan pada Jumat Agung dan Kudus, saat Injil pada Vesper membicarakan mengenai kubur yang terbuka pada waktu Juruselamat wafat di Salib, dan tubuh orng-orang kudus dibangkitkan dan mereka menampakkan diri kepada orang banyak setelah Kebangkitan Kristus.

Selasa, 05 Mei 2009

05 Mei

Martir Agung Irene of Tesalonika

Martir Agung Irene dilahirkan dikota Magedon di Persia semasa abad ke empat. Dia adalah puteri raja pagan Linisius, dan orangtuanya yang menamainya Penelope.

Penelope sangatlah cantik, dan ayahnya menjaganya di tempat tersembunyi di atas sebuah menara dari umur enam tahun sehingga dia tidak tepengaruh Kekristenan. Dia juga mempekerjakan 13 pelayan wanita di menara itu bersamanya. Gurunya yang sangat tua bernama Apellian ditugaskan untuk memberikan pendidikan yang terbaik. Apelian adalah seorang Kristen dan selama pengajarannya dia menceritakan Kristus sang Juruselamat kepada anak itu dan mengajarinya iman dan kesalehan Kristen.

Senin, 04 Mei 2009

04 Mei


Martir Perawan Pelagia dari Tarsus, di Asia Kecil






Janasuci Pelagia dari Tarsus di Kilikia (Asia Kecil Tenggara) hidup pada abad ketiga, selama pemerintahan Kaisar Diokletian (284-305), dan merupakan anak pagan yang ternama. Ketika dia mendengar tentang Yesus Kristus dari teman-teman Kristennya, dia percaya pada Dia dan ingin mempertahankan keperawanannya, mempersembahkan segenap hidupnya bagi Tuhan.






Pewaris tahta Diokletian (anak angkatnya), melihat Pelagia terpesona oleh kecantikannya dan menginginkannya untuk menjadi isterinya. Sang perawan suci memberitahukan kepada orang muda itu bahwa dia telah memutuskan untuk menjadi mempelai Kristus sang Mempelai Pria Kekal, dan menolak pernikahan duniawi.






Jawaban Pelagia membuat sang muda marah besar namun dia memutuskan untuk meninggalkannya dalam damai untuk sementara, berharap dia akan berubah pikiran. Pada saat yang bersamaan, Pelagia meyakinkan ibunya agar mengizinkannya untuk mengunjungi perawat yang telah merawatnya pada masa kanak-kanaknya. Dia diam-diam ingin berjumpa dengan episkop Linus dari Tarsus, yang telah melarikan diri ke gunung selama penganiayaan terhadap orang Kristen, dan agar dibaptiskan olehnya. Dia telah melihat wajah Episkop Linus di dalam sebuah mimpi, yang membawa kesan mendalam atasnya. Episkop suci memintanya agar dapat dibaptiskan. Js. Pelagia berkendara dengan kereta untuk mengunjungi perawatnya dengan pakaian yang indah dan dikelilingi oleh pengawal sebagaimana yang diinginkan ibunya.






Dalam perjalanan Js. Pelagia oleh rahmat Allah, berjumpa dengan Episkop Linus. Pelagia segera mengenali Episkop yang telah nampak padanya dalam mimpi. Dia tersungkur dan memohonkan Pembaptisan. Atas doa sang Episkop sebuah sumber mata air mengalir dari tanah.






Episkop Linus membuat Tanda Salib atas Js. Pelagia, dan selama Misteria Pembaptisan, para malaikat menampakkan diri dan menyelubungi sang pilihan Allah dengan tudung yang terang benderang. Setelah memberi sang perawan Komuni Suci, Episkop Linus menaikkan doa syukur kepada Allah bersama dengan dia, lalu mengirim dia kembali. Dia lalu mengganti gaunnya yang mahal dengan pakaian putih sederhana, dan mebagi-bagikan yang dia miliki kepada orang miskin. Begitu kembali kepada para pelayannya, Js. Pelagia mengabarkan Kristus kepada mereka dan bayak dari mereka yang bertobat dan menjadi percaya.






Dia mencoba mempertobatkan ibunya sendiri, namun wanita yang keras kepala itu malah mengabarkan kepada anak Diokletian bahwa Pelagia adalah orang Kristen dan tidak ingin menjadi isterinya. Sang muda menyadari bahwa Pelagia sudah hilang baginya dan dia bunuh diri dengan pedangnya karena patah hati. Ibu dari Pelagia takut akan amarah Diokletian, sehingga dia mengikat puterinya dan menyeretnya ke peradilan Diokletian sebagai orang Kristen yang juga bertanggungjawab atas kematian putera mahkota. Sang kaisar terpesona oleh kecantikan yang tidak biasa dari sang perawan dan mencoba untuk mengalihkan imannya kepada Kristus, dan menjanjikannya segala kelimpahan duniawi jika ia mau menjadi isterinya.






Sang perawan suci menolak tawaran sang kaisar dengan berani dan berkata, "Engkau kehilangan akal sehat, ya Kaisar, berkata demikian kepadaku. Saya tidak akan melakukan keinginanmu dan saya tak sudi akan pernikahanmu yang cemar, sebab aku memiliki Kristus, Raja Sorga sebagai Pengantin Priaku. Saya tidak ingin mahkota duniawimu yang bertahan hanya sebentar saja. Tuhan yang ada di Kerajaan sorgawi telah menyiapkan tiga mahkota kekal bagiku. Pertama untuk iman, sebab aku percaya kepada Allah yang benar dengan sepenuh hati; kedua untuk kemurnian, sebab aku telah mempersembahkan keperawananku bagi-Nya; ketiga untuk kemartiran, sebab aku ingin menerima setiap penderitaan demi Dia dan menyerahkan jiwaku karena cintaku kepada Dia.






Diokletian memutuskan untuk membakar Pelagia di dalam perapian yang membara. Tanpa mengizinkan para penganiaya menyentuh tubuhnya, sang martir suci membuat Tanda Salib dan masuk kedalam perapian menganga dan tubuhnya meleleh seperti minyak mur dan memnuhi kota dengan keharuman. Tulang Js. Pelagia tidak terluka sedikitpun dan ditempatkan oleh para pagan di luar kota. Empat singa dari belantara duduk mengitari tulang itu dan tak mengizinkan burung atau binatang liar mendekat. Singa-singa itu menjaga relik sang janasuci hingga Episkop Linus datang ke tempat itu. Dia mengumpulkan tulang itu dan menguburkannya dengan penuh hormat. lalu, sebuah gereja dibangun di atas relik sucinya.




Ibadah peringatan akan Martir Perwan Suci Pelagia dari Tarsus menyatakan bahwa dia " dilayakan untuk menerima pengliahatan yang paling kudus dan tidak biasa." Dia juga dikenang pada 7 Oktober. Selama masa pemerintahan Kaisar Konstantinus (306-337), saat pengaiayaan terhadap orang Kristen dihentikan, sebuah gereja di bangun atas kuburan Js. Pelagia.







Sabtu, 02 Mei 2009

02 Mei


Janasuci Athanasius Agung the Patriarkh dari Aleksandria


Janasuci Athanasius Agung, Arkhbisop dari Aleksandria, adalah Bapa agung dalam gereja dan pilar orthodoxia. Dia lahir sekitar tahun 297 di Kota Aleksandria dalam keluarga Kristen yang saleh. Dia menerima pendidikan umum dengan baik, namun ia juga menerima lebih baik lagi dari Kitab Suci. Pada masa kanak-kanak, calon hirarkh Athanasius dikenal oleh Patriarkh Aleksander, dari Aleksandria (29 Mei). Sekelompok anak, termasuk Athanasius bermaindi tepi pantai. Anak-anak Kristen memutuskan untuk membaptiskan teman main pagan mereka.


Athanasius muda yang dijuluki Episkop oleh anak-anak yang lain mengadakan pembaptisan, menirukan persis kata-kata yang ia dengarkan dari gereja selama Sakramen. Patriarkh Aleksander mengamati hal ini dari jendela. Lantas ia menyuruh anak-anak dan orang tua mereka dibawa kepadanya. Dia bercakap-cakap dengan mereka dalam beberapa waktu dan meyakinkan bahwa Pembaptisan yang dilakukan anak-anak itu seturut dengan Tradisi Gereja. Dia mengakui Pembaptisan dan mengesahkannya dengan Krisma. Mulai saat itu, sang Patriarkh mengupayakan pembimbingan rohani bagi Athanasius dan saat tiba waktunya dia membawanya ke pelayanan, mula-mula sebagai Pembaca dan kemudian mentahbiskannya menjadi Diaken.


Sebagai diaken inilah, Js. Athanasius mendampingi Patriarkh Aleksander dalam Konsili Pertama di Nikea pada tahun 325. Dalam Konsili, Js. Athanasius menentang bidah dari Arius. Pidatonya disetujui oleh para Bapa Gereja Orthodox, namun para Arian mereka yang baik terbuka maupun diam-diam membenci Athanasius dan menganiayanya hingga akhir hidupnya.


Setelah meninggalnya Patriarkh kudus Aleksander, Js. Athanasius begitu saja terpilih menjadi Gembala bagi Aleksandria. Dia menolak karena menganggap dirinya tidak layak, namun karena keteguhan hati umat Orthodox yang sepakat, dia ditahbiskan menjadi Episkop saat berusia 28 tahun, dan dikukuhkan sebagai Arkhpastor dari Gereja Aleksandria. Js. Athanasius membimbing jemaat selama 47 tahun dan selama waktu itu, dia bertahan atasa penganiayaan dan duka dari para musuh. Beberapa kali dia diusir dari Aleksandria dan menyembunyikan diri dari pengikut Arian di tempat tersembunyi, sebab mereka mencoba membunuhnya. Js. Athanasius menghabiskan lebih dari 20 tahun di pembuangan, kembali kepada umat dan kemudian dilarang lagi.


Sempat ada waktu ketika dialah satu-satunya Episkop Orthodox di wilayah itu, seketika seluruh episkop jatuh ke dalam bidah. Dalam konsili-konsili palsu para episkop Arian dia dihentikan menjadi Episkop. Terlepas dari berbagai penganiayaan, sang janasuci terus teguh membela kemurnian iman Orthodox dan dia menulis banyak sekali surat dan traktat melawan bidah Arian.


Ketika Yuliam si Murtad (361-363) memulai penganiayaan terhadap orang Kristen, amarahnya jatuh kepada Athanasius yang dia pertimbangkan menajdi pilar Orthodoxia. Yulian ingin menghabisi sang janasuci dalam rangka menghantan umat Kriten dengan kedukaan besar, namun dia membinasakan dirinya sendiri. Terluka fatal dengan panah saat pertempuran, dia meratap dalam putus asa, "engkau telah menang, ya Orang Galilea!" Setelah Yulian meninggal, Js. Atanasius membimbing Gereja Aleksandria selama tujuh tahun dan dia wafat tahun 373 pada usia 76.


Berbagai karya Js. Athanasius telah (masih) dipelihara; empat orasi menentang bidah Arian; juga sebuah Epistel kepada Epiktetus, episkop dari Gereja Korintus, mengenai natur ilahi dan manusia dalam Yesus Kristus, empat Epistel (surat) kepada Serapion, Episkop dari Tmuis, tentang Roh Kudus dan Kesetaraannya dengan Bapa dan Anak, yang ditujukan menentang bidah Makedonius.


Karya Apologetika yang lain dalam membela iman Orthodoxia juga terpelihara yakni Surat kepada Kaisar Konstantinus. Js. Athanasius menulis tafsiran akan Kitab Suci dan buku-buku moral dan karekter didaktik juga biografi dari Js. Antonius Agung (17 Januari) yang sangat dekat dengan Js. Athanasius. Js. Yohanes Krisostomos menyarankan kepada setiap orang Kristen Orthodox untuk membaca kisah kehidupannya.


Peringatan akan Js. Athanasius dirayakan juga pada 18 Januari dengan js. Sirilius dari Aleksandria.

Jumat, 01 Mei 2009

01 Mei


Nabi Yeremia


Nabi Kudus Yeremia, satu dari empat nabi besar Perjanjian Lama, adalah anak dari imam Hilkia dari kota Anatot dekat Yerusalem, dan ia hidup 600 tahun sebelum kelahiran Yesus Kristus, dibawah pemerintahan raja Israel Yosia dan empat penggantinya. Dia dipanggil untuk pelayanan kenabian pada usia 15 tahun, ketika Allah menyatakan kepadanya bahkan sebelum kelahirannya Tuhan sudah memilihnya menjadi nabi. Yeremia menolak, berdalil akan kemudaannya dan kekurang-pandaiannya dalam berbicara namun Allah berjanji akan selalu menyertainya dan menjagainya.

Dia menyentuh lidah orang yang dipilih-Nya itu dan berkata, "Ketahuilah, Aku telah menaruh firman-Ku di dalam mulutmu. Aku telah memilihmu hari ini atas bangsa-bangsa dan kerajaa-kerajaan untuk mencabut dan menumbangkan untuk merobohkan dan membangun kembali dan menanam (Yer. 1:9-10). Sejak saat itu, Yeremia bernubuat selama 23 tahun, memperigatkan orang Yahudi karena mereka meninggalkan Allah sejati dan menyembah berhala, memprediksi kesedihan dan perang yang membumi-hanguskan. Dia berdiri di gerbang kota dan di pintu masuk Bait Allah, dimana saja tempat orang-orang berkumpul, dan dia menegur mereka dengan kecaman dan sering dengan air mata. Umat, bagaimanapun menghina dan mengolok-olok dia dan bahkan mencoba untuk membunuhnya.
Menggambarkana bagi orang Yahudi akan beratnya perbudakan oleh raja Babilonia, Yeremia memasang kayu pada lehernya dan lalu kuk besi dan dia pergi ke tengah-tengah khalayak. Murka karena prediksi dari sang nabi, penatua orang-orang Yahudi melemparkan Nabi Yeremia ke dalam sumur yang penuh binatang kecil yang mengerikan dimana dia hampir wafat. Melalui pertolongan bangsawan yang takut akan Allah Habdemelek, sang nabi diangkat dari sumur itu namun dia tetap bernubuat dan kerna ini dia dikirim ke penjara. Dibawah kekuasaan Raja Zedekia, nubuatannya dipenuhi.
Nebukadnezar datang dan menyembelih banyak orang, membawa sisa umat ke pengasingan dan Yerusalem dikepug dan dihancurkan. Nebukadnezar membebaskan sang nabi da mengizinkannya untuk tinggal di mana saja yang dia iginkan. Sang nabi tetap tiggal di antara puing-puinng Yerusalem dan meratapi kemalangan bangsanya. Menurut Tradisi, Nabi Yeremia mengambil Tabut Perjanjian dengan Loh batu dan Taurat dan menyembunyikannnya dalam gua di Gunug Nabat (Nebo), sehingga orang Yahudi tidak menemukannya (2 Mak 2). Selanjutnya, Tabut perjanjian itu diketemukan namun telah berkurang kemuliaannya.
Diantara orang Yahudi yang tetap tinggal di egeri nenek moyangnya, segera ada kerusuhan: Hodolia, raja muda dari Nebukadnesar dibunuh. Orang Yahudi takut terhadap amarah dari Babilonia, memutuskan untuk lari ke Mesir. Nabi Yeremia tidak setuju dengan keinginan mereka dan memprediksikan bahwa ketakutan mereka akan terjadi di Mesir. Orang-orang itu tidak megindahkannya dan tetap pergi ke Mesir bersama tentara, mereka pergi ke Mesir dan tiggal di kota Tatnisy. Di sana, sang nabi hidup selama empat tahun dan dihormati oleh orang-orang Mesir karena doanya dia membunuh buaya dan binatang membayakan mereka. Ketika Yeremia menubuatka bahwa Raja Babilonia juga akan menyerang Mesir dan menghabisi orang Yahudi yang hidup di sana, orang-orang Yahudi membunuhnya. Pada tahun yang sama, nubuatan sang nabi terpenuhi. Ada sebuah tradisi bahwa 250 tahun kemudian, Iskandar Agug memindahkan relik Nabi Suci Yeremia ke Aleksandria.
Nabi Yeremia menulis Kitab Nubuatannya dan Kitab Ratapan tentang penghancuran Yerusalem dan Pembuangan. Waktu kehidupannya dan nubutannya dijelaskan dalam 4/2 Raja-raja (Ps. 23-25) dan II Tawarikh (36:12) dan di 2 Makabe (Ps. 2).
Dalam injil Matius dikatakan bahwa pengkhianatan Yudas sudah dinubuatkan oleh Nabi Yeremia, "dan mereka megambil 30 syikal perak, harga yang anak-anak Israel telah tetapkan dan ia memberi mereka tanah penjunan, sebagaimaa Tuhan memberitahukannya padaku"(Mt. 27:9-10). Mungkin maksudnya Yeremia 32:6-15.
Bahkan setelah kematiannya, Nabi Yeremia masih melakukan kejadian ajaib. Debu dari kuburannya dipercaya dapat menyembuhkan gigitan ular. Banyak orang Kristen memohon pertolongannya degan tujuan ini.

Kamis, 30 April 2009

30 April

Rasul Yakobus saudara Js. Yohanes sang Teologiawan

Rasul Kudus Yakobus, anak Zabadeus adalah sauadara dari Js. Yohanes sang Teolog, dan salah satu dari Duabelas Rasul. Dia dan saudaranya, Js. Yohanes dipanggil menjadi Rasul oleh Tuhan kita Yesus Kristus yang menjuluki mereka dengan "Anak Guntur" (Mark. 3:17). Yakobus inilah bersama-sama dengan Yohanes dan Petrus yang menyaksikan pembangkitan anak perempuan Yairus, Pemuliaan Tuhan di Gunung Tabor dan keperihannya di Taman Getsemani.

Js. Yakobus, setelah turunnya Roh Kudus mengabarkan Injil di Spanyol dan negeri lainnya lantas ia kembali ke Yerusalem. Dia terus terang dan dengan gagah berani memberitakan Yesus Kristus sebagai penyelamat dunia, dan ia mengecam orang Farisi dan Ahli Taurat dengan kata Kitab Suci, menegur mereka atas kedengkian hati mereka dan ketidak-percayaan mereka.

Orang-orang Yahudi tak dapat bertahan terhadap Js. Yakobus, dan mereka membayar seorang tukang tenung Hermogenes untuk beradu dengan sang rasul dan menyangkal pendapatnya bahwa Kristus ialah Mesias yang datang ke dalam dunia. Sang tukang tenung dikirimkan ke hadapan murid sang Rasul , Filipus yang telah bertobat kepada Kristus. Lalu Germogenes sendiri dibujuk dengan kuasa Allah, dia membakar buku sihirnya, menerima Baptissan dan menjadi pengikut Kristus sejati.

Orang-orang Yahudi membujuk Herodes Agrippa (40-44) agar menangkap Rasul Yakobus dan menghukum mati dia (Kisah 12:1-2). Eusebius menuliskan detail dari penghukuman janasuci ini (SEJARAH GEREJA II, 9). Js. Yakobus dengan tenang mendengarkan vonis hukuman dan terus saja membawa kesaksian tentang Kristus. Satu dari saksi palsu yang bernama Yosia, terpukul oleh keberanian Js. Yakobus. Dia percaya kepada Yesus Kristus sebagai Mesias. Ketika mereka membimbing sang rasul menuju eksekusi, Yosia berlutut, bertobat dari dosanya dan memohon pengampunan. Sang rasul memeluknya dan menciumnya dan berkata, "Damai dan pengampunan bagimu. " Lalu Yosia mengakui imannya akan Kristus di hadapan semua orang dan dia di penggal bersama dengan Js. Yakobus pada tahun 44 di Yerusalem.


Js. Yakobus merupakan Rasul pertama yang wafat sebagai seorang Martir.
____________________________________________________________________
Penemuan Relik Js. Nikita Episkop dari Novgorod

Janasuci Nikita mulanya adalah Pendoa dari Gua Kiev yang tertidur dalam Tuhan tahun 1109, setelah melayani sebagai Episkop bagi Novgorod selama 13 tahun.


Episkop Nikita dimuliakan menjadi janasuci selama pemerintahan Tsar Ivan Vasilevich dan relik kudusnya, yang berpakainkan jubah utuh ditemukan pada 30 April 1558. Hari itu ditandai dengan penyembuhan banyak orang. Reliknya kini tinggal di katedral Rasul Kudus Filipus di Novgorod.
Js. Nikita juga diperingati pada tanggal 31 Januari, tanggal wafatnya dan 14 Mei.
___________________________________________________________________
Penemuan relik Js. Basil Episkop dari Amasea

Hiromartir Basil, Episkop dari Amasea hidup di awal abad ke empat di Kota Potini, Amasea. Dia menguatkan dan menghibur orang-orang Kristen yang menderita aniaya oleh penyembah berhala. Selama masa kekaisaran Romawi Timur diperintah oleh Lisinius (311-324), saudara ipar kaisar kudus Konstantinus Agung (21 Mei). Lisinius bermuslihat dengan menandatangani Edik Milano dari kaisar Konstantinus (313), yang menyatakan tolerasi agama bagi orang Kristen namun sesungguhnya dia membenci mereka dan terus saja menganiaya mereka.
____________________________________________________________________
Martir Maximus dari Efesus





Martir Kudus Maximus menderita demi imannya kepada Kristus dan dibunuh dengan sebilah pedang.

____________________________________________________________________



Js. Ignatius Brianchaninov sang Episkop



















Rabu, 29 April 2009

29 April


6,000 Martir dari Monasteri Js. David Gareji , Georgia


Pada tahun 1616 shah Persia Abbas I menyerang Georgia dengan tentaranya. Setelah lega dari dahaga akan darah orang Kristen dia merancangkan perburuan di lembah Gare (Luar) Kakheti. Dia berkemah dengan para pengawalnya di pegunungan Gareji dan bermalam di tempat itu.


Saat tengah malam, perhatian Syah tertuju kepada kobaran cahaya yang memendar dari gunung itu. Awalnya dia berpikir itu adalah hantu. Lalu dia diberi tahu bahwa ada biara yang terletak ditempat itu dan pada malam itu para rahib sedang mengelilingi gereja mereka tiga kali dengan nyala lilin dalam perayaan Kebangkitan Kudus Kristus. Sekonyong-konyong sang shah memerintahkan pasukannya untuk menyerbu monasteri itu dan meremukkan siapa saja yang ada dalam perayaan.


Pada malam itu juga, seorang malaikat Tuhan datang kepada Abot Arsenius dari David-Gareji dan memberitahu kepadanya, " Tuhan kita Yesus Kristus sedang memanggil para saudara ke Kerajaan Sorgawi. Malam ini kepayahan besar akan melanda kalian-- dan engkau akan dibunuh dengan pedang. Barangsiapa yang ingin hidup lebih lama di bumi, hendaklah ia lari namun bagi yang haus akan kemurnian jiwanya dengan kekekalan, biarlah ia mati dengan pedang dan TUHAN Allah akan menghiasinya dengan mahkota kekekalan. Katakanlah ini kepada semua yang ada di monasteri ini dan biarlah masing-masing orang memilih bagi dirinya.


Sang Abbot menginformasikan penglihatan ini kepada para Rahib dan mereka mulai mempersiapkan diri untuk penderitaan yang kian mendekat. Hanya dua rahib muda yang takut mati dan melarikan diri ke gunung yang tak jauh dari monasteri itu. Pada waktu pengidungan Doa Bapa Kami mendekati akhir Liturgi Paskah, monasteri itu telah dikepung oleh tentara Persia. Abbot Arsenius keluar dari gereja dan mendekati pemimpin mereka meminta waktu sedikit lagi bagi para rahib untuk menyelesaikan sembayang dan bagi semua saudara untuk menerima Perjamuan Suci.


Orang-orang Persia itu berembuk dan menyetujui permintaan itu. Para romo mengambil bagian dalam Anugerah Kudus, menguatkan satu sama lain dan mempersembahkan diri mereka dalam pakaian pesta dihadapan para orang yang tak percaya. Mula-mula mereka memenggal Abbot Arsenius, lalu mereka menyembelih para saudara dengan tanpa belas kasihan.


Setelah para Persian menghabisi para rahib, mereka dibagi ke dalam beberapa rezimen dan mencari jalan untuk pergi ke monasteri yang lain dalam Rimba Gareji. Di tengah jalan antara Cikituri dan Monsteri Yohanes Pembaptis para Kedar menangkap dua rahib muda yang melarikan diri dan meminta mereka beralih ke Kedar.


Para rahib itu menolak untuk menyangkal iman mereka dan oleh karena itu mereka di bunuh. Sebatang mawar liar tumbuh di tempat itu dan terus mewangi hingga abad ke 19, terlepas dari keadaan tanah yang kering dan berbatu.


Pada akhir abad ke 17, Raja Arkhil mengumpulkan tulang belulang para martir itu dengan rasa sangat hormat dan menguburkan mereka di dalam relikuari batu yang sangat besar di sebelah kiri alatar di Gereja Transfigurasi di Monasteri David-Gareji. Relik suci mereka terus menerus mengalirkan mur wangi hingga hari ini.


Para saudara dari Monasteri Daud dari Gareji dan Js. Yohanes Pembaptis memperoleh berkat dari Katholikos Anton I untuk menyusun ibadah peringatan bagi para martir dan mencanangkan hari perayaan mereka sebagai Selasa Terang, hari ketiga dari Paskah Suci.

Selasa, 28 April 2009

28 April




Rasul Yason, satu dari Tujuh Puluh dan mereka yang bersama-sama dengan dia (Martir Kerkira, Janasuci Murinus).

Rasul Yason berasal dari Tarsus (Asia Kecil). Dia adalah orang Kristen pertama di kota itu. Rasul Sosipater berasal dari Patra, Akhaya. Dia di duga adalah Sosipater yang sama yang disebut dalam Kisah 20:4. Mereka sama-sama menjadi murid Js. Paulus, yang bahkan memanggil mereka saudaranya (Roma 16:21). Js. Yohanes Krisostomos (Homili 32 mengenai Surat Roma) mengatakan bahwa ia adalah orang yang sama yang disebutkan dalam Kisah 7:5-9. Js. Yason diangkat menjadi Episkop di kota kelahirannya Tarsus dan Js. Sosipater di Ikonium. Mereka mengarungi wilayah barat memeberitakan Injil dan pada tahun 63 mereka mencapai pulau Kerkira [Korfu] di laut Ionia dekat Yunani.

Mereka membangun gereja menurut nama Protomartir Stefanus di sana dan membaptiskan banyak orang. Sang Gubernur pulau tersebut mengetahuinya dan memasukkan mereka ke dalam penjara, dan disana mereka bertemu dengan tujuh pencuri: Saturninus, Iakischolus, Faustianus, Yanuarius, Marsalius, Euphrasius and Mammius. Para rasul itu mempertobatkan mereka kepada Kristus, ketujuh napi itu wafat sebagai martir dalam kuali tar meleleh, malam dan belerang.

Sang sipir penjara, setelah menyaksikan kemartiran mereka, menyatakan dirinya sebagai Kristen. Karena itu mereka memotong tangan kirinya, lalu kedua kakinya hingga akhirnya kepalanya. Sang gubernur memerintahkan agar Rasul Yason dan Sosipater dicambuki dan dimasukkan lagi ke dalam penjara.

Ketika sang putri gubernur Kerkira (Korfu), sang jelita Kerkira, menyadari bagaimana orang-orang Kristen menderita bagi Kristus, dia menyatakan dirinya sebagai seorang Kristen dan memberi segala perhiasannya kepada orang-orang miskin. Sang gubernur yang geram hendak membujuk putrinya untuk menyangkal Kristus, namun Js. Kerkira tetap teguh baik terhadap rayuan maupun ancaman. Lalu ayah yang murka itu mencanangkan hukuman bengis untuk putrinya: dia memerintahkan agar dia di lemparkan ke penjara sel bersama-sama sang rampok dan pembunuh Murinus, sehingga ia dapat mencemari kesucian mempelai Kristus.

Namun ketika sang rampok mendekati pintu penjara, seekor beruang menyerangnya. Js. Kerkira mendengarkan keributan itu dan mengusir beruang itu dalam nama Kristus. Lalu melalui doanya , dia menyembuhkan luka-luka Murinus. Lalu Js. Kerkira meneranginya dengan iman kepada Kristus dan Js. Murinus menyatakan dirinya sebagai seorang Kristen dan diganjar.

Sang gubernur memerintahkan untuk membakar penjara itu, namun perawan kudus itu tetap hidup. Lalu atas perintah murka ayahnya, dia digantung pada sebuah pohon, dipanggang dengan asap yang pedih dan dipanah. Setelah kematiannya, gubernur memutuskan untuk mengeksekusi semua orang Kristen di pulau Kerkira. Martir Zeno,Eusebius, Neon dan Vitalis, setelah diterangi oleh Js. Yason dan Sosipater dibakar hidup-hidup.

Para penduduk Kerkira, melarikan diri dari penganiayaan, menyeberang ke pulau tetangga. Gubernur mengutus sepasukan tentara namun mereka ditenggelamkan oleh ombak. Lantas gubernur mememerintahkan agar Rasul Yason dan Sosipater dilemparkan ke kuali ter mendidih. Ketika menyaksikan bahwa mereka tidak terluka, dia berseru dengan linangan air mata, "Ya Allah Yason dan Sosipater, kasihanilah aku!"

Setelah dibebaskan, Sang Rasul membaptiskan gubernur dan memberi nama Sebastian. Melalui pertolongannya, rasul Yason dan Sosipater membangun beberapa gereja di pulau itu, dan menambah jumlah jemaat dengan pemberitaan mereka yang tekun. Mereka hidup hingga lanjut usia.

Martir Dada di Dorostolum

The Martir Dada, Maximus and Quintilian menderita dibawah Kaisar Diokletian (2854-305), yang menerbitkan keputusan menuntut semua orang untuk mempersembahkan korban kepada berhala selama festival rakyat, dan membunuh orang Kristen.

Tarkhuinus dan Garbinius, para wakil Kaisar di Dorostolum mengadakan pesta yang meriah yang dihadiri tidak hanay oleh penduduk kota, tetapi juga orang-orang dari perkampungan sekitarnya.

Seusai festival, sesorang melapor kepada Kaisar bahwa tiga bersaudara Dada, Maximus dan Quintilian tidak mematuhi perintah kerajaan dan melarikan diri ke hutan Ozovia. Para tentara diutus untuk mencari mereka yang mendapati ketiga saudara sedang berdoa dan membawa mereka ke dalam pencobaan.

Sang gubernur menginterogasi sang kakak-adik, yang mengakui bahwa mereka orang Kristen. Trankhuinius merayu untuk menjadikan Js. Maximus imam pagan bagi dewa Zeus, namun ia menentang Zeus dan mengaku pada Allah yang benar.
Tranqhuinius mencoba untuk berdalil dengan Js. Dada dan Quintilian. Mereka berkata bahwa saudara mereka itu sangat tepat dalam Kitab Suci dan mereka akan mengikuti jejaknya kemanapun dia pergi. Mereka melemparkan kakak-beradik itu ke dalam penjara namun mereka hanya memikirkan akan keselamatan jiwa mereka. Pada tengah malam keteka para jana suci itu terlelap, setan menampakkan diri kepada mereka. Ketika para Martir itu bangun, mereka melihat seorang malaikat yang berkata, "Jangan takut, karena Allah pengharapanmu membawamu kepada-Nya. Dia tidak jauh dari engkau dan akan menopangmu."

Pada pagi harinya, Trankhuinius menyatakan kepada kakak-beradik itu bahwa dewa-dewa telah menyatakan kehendak kepadanya di dalam mimpi: mereka akan dibunuh jika mereka tidak mempersembahkan korban. Para martir menjawab bahwa Allah memerintahkan mereka untuk menahan penganiayaan itu demi nama-Nya.

Penganiayaan dan interogasi berlanjut selama beberapa hari dari pagi hingga petang. Akhirnya mereka menjatuhkan hukuman mati kepada para martir, membawa mereka ke hutan dan memenggal mereka dengan sebilah pedang.